Inilah Mustafa Pawang Jago Orang utan Liar Penyandang Tuli Wicara
- bbc
Baru sebentar berpindah tempat, sekelebat bayangan terlihat di antara dua batang pohon.
Raut wajah Mustafa seketika kembali bersemangat. Dia berteriak dan mengayunkan tangan, memberi isyarat kepada orang utan itu supaya mendekat.
"Itu induk orang utan. Dia takut, makanya tidak mau mendekat karena sedang menggendong dua bayinya," Mustafa menjelaskan dengan bahasa isyarat.
"Karena kita ramai, dikira mau ambil bayi dia. Makanya dia pindah ke pohon lain," lanjutnya.
Menurut Muriadi, biasanya orang utan akan datang mendekat ketika Mustafa memanggil. Namun karena sekarang marak terjadi pengambilan anak orang utan oleh pemburu, primata itu mungkin merasa takut.
"Dulu, Si Mus sering datang membawa makanan seperti tebu dan lainnya. Kalau dua sudah datang, orang utan pasti merapat ke dia," ujar Muriadi.
"Itulah uniknya Si Mus. Mungkin kalau kita yang teriak, orang utan malah kabur."
Sebagai penyandang disabilitas tuli wicara, Mustafa hanya mengenyam pendidikan hingga kelas enam sekolah dasar.
Itu pun asal naik kelas, kata Muriadi, mengikuti teman-temannya yang naik kelas.
Mustafa juga tidak pernah belajar bahasa isyarat secara formal, maka komunikasi dengan keluarga pun dilakukannya dengan bahasa isyarat seadanya.
Tapi keterbatasan ini kemudian menjadi kelebihan tersendiri bagi Mustafa. Sejak dia mulai masuk ke hutan pada 2015, ada sembilan orang utan yang dekat dengannya.