Inilah Mustafa Pawang Jago Orang utan Liar Penyandang Tuli Wicara
![BBC Indonesia](https://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2021/10/07/615e728a09ca0-sehari-bersama-mustafa-sang-pawang-orang-utan-liar-penyandang-tuli-wicara-dari-aceh-singkil_665_374.jpg)
- bbc
Namun setelah tiga jam menyusuri sungai dengan perahu motor ini, belum satu pun orang utan menghampiri.
Perahu membelah sungai yang airnya semula kekuningan, menjadi berwarna hitam. Pepohonan menjulang, menutupi sisi kiri dan kanan sampan.
Lutung, monyet, burung enggang, burung kuntul, hingga kerbau mewarnai perjalanan ini — tapi tidak ada orang utan.
Sementara itu, sambil memegang kendali perahu, mata Mustafa masih tajam mengawasi sekelilingnya.
Sesekali dia berhenti saat Muriadi yang ada di ujung perahu memberi tanda silang dengan tangannya.
"Pohon itu ada buahnya. Biasanya ada orang utan yang datang mencari makan ke sini," jelas Mustafa. Wajahnya mulai tampak lesu.
Baca juga:
- Ibrahim, sang `profesor` ahli Leuser yang hanya lulusan SD
- Leuser, hutan terakhir dan terbaik di Aceh yang terancam hilang
- Kelapa sawit: Perjuangan seorang perempuan Indonesia selamatkan `tempat terakhir di Bumi`
Kakak-beradik itu kemudian sepakat untuk mencari tempat teduh di bagian lain rawa.
"Kita ke arah sana, di sana ada pondok pencari lele. Kita istirahat dulu, makan siang. Biar Mustafa yang masuk sendiri ke dalam hutan untuk memanggil orang utan," kata Muriadi.
Mustafa membalikkan arah perahu dengan tak bersemangat, namun matanya tetap tajam menyapu pandangan ke arah pepohonan.
Bertemu empat orang utan
![Mustafa, pawang orang utan rawa singkil aceh](https://c.files.bbci.co.uk/10F84/production/_120880596_20210912_104332b.jpg)