Dalam Sehari, 27 Kali Letusan Terjadi di Gunung Ili Lewotolok

Erupsi gunung Ili Lewotolok
Sumber :
  • ANTARA/Kornelis Kaha

VIVA – Pos Pemantau Gunung Api Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan terhitung sejak Selasa, 5 Oktober pukul 00.00 WITA hingga pukul 24.00 wita telah terjadi 27 kali letusan dari gunung tersebut.

KPU Targetkan Partisipasi Pemilih Pilkada Serentak 2024 Capai 82 Persen

Kepala Pos Pemantau Gunung Ili Lewotolok, Stanis Ara Kian dihubungi dari Kupang, Rabu mengatakan dari 27 kali letusan itu tinggi letusannya sekitar 300 hingga 500 meter.

"Dalam sehari kemarin memang cukup banyak letusannya, tetapi interval letusannya tidak tentu dengan waktu paling cepat 15 menit," katanya.

 Gunung Semeru Meletus 2 Kali pada Pagi Ini

Ia menjelaskan letusan yang terjadi di gunung Ili Lewotolok tersebut disertai dentuman dan gemuruh lemah hingga kuat dengan lontaran lava pijar mencapai satu kilometer arah tenggara dan barat daya sejauh 300 meter.

Ia menambahkan walaupun jumlah letusannya mencapai 27 kali dalam sehari, durasi letusannya tidak lama, yakni hanya berkisar dari 24 sampai 45 detik.

Menhub Dudy Proyeksikan Potensi Pergerakan Masyarakat pada Momen Nataru Capai 110,67 Juta Orang

Hingga saat ini gunung tersebut masih dalam status siaga atau Level III setelah ditetapkan sejak Desember 2020.

Lebih lanjut, ia mengatakan berdasarkan laporan pemantauan sejak Rabu (6/10) pukul 00.00 WITA sampai 06.00 WITA intensitas letusan juga masih cukup tinggi, yakni 11 kali letusan dan tinggi letusannya masih di bawah 1000 meter. Saat ini intensitas letusannya mulai menurun.

Pos Pemantau setempat merekomendasikan kepada masyarakat di sekitar Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki atau wisatawan agar tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari puncak/kawah gunung Ili Lewotolok.

Masyarakat Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak/kawah gunung Ili Lewotolok.

Ia mengingatkan agar potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya, masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ili Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

"Abu vulkanik hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling Gunung Ili Lewotolok, masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok agar mewaspadai ancaman lahar terutama di saat musim hujan," ucapnya. (Ant/ANTARA)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya