Polri Minta Warga Jangan Terprovokasi Isu Kematian Eks Bupati Yahukimo
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Polri meminta warga Yahukimo, Papua tidak terprovokasi dengan munculnya isu hoax terkait penyebab kematian mantan Bupati Yahukimo, Abock Busup. Polda Papua saat ini sedang menangani isu ini dengan koordinasi bersama Polda Metro Jaya.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono menyampaikan demikian karena ada isu tidak benar yang memperkeruh suasana.
“Masyarakat Yahukimo tak terprovokasi dengan isu tidak benar. Ini diisukan disana menyebar bentroknya gereja, karena meninggal dunianya saudara Abock Busup. Ada isu tak benar karena sesuatu hal diluar kewajaran itu berkembang disana,” kata Rusdi di Mabes Polri pada Senin, 4 Oktober 2021.
Menurut Rusdi, penyebab kematian Abock Busup adalah hal yang wajar atau tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Begitupun benda terlarang di sekitar jasadnya saat terjadi penyerangan di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo pada Minggu, 3 Oktober 2021.
"Jadi, meninggalnya korban diyakini bahwa merupakan proses wajar walaupun saat ini Polres Jakpus masih terus lidik terhadap meninggal dunianya korban," ujarnya.
Sementara, kata Rusdi, keluarga Abock Busup sudah dikomunikasikan oleh pihak kepolisian terkait pelaksanaan autopsi. Akan tetapi, pihak keluarga keberatan dilakukan autopsi terhadap jasad korban Abock Busup.
"Masih diteliti didalami. Pada saat autopsi penyebab meninggal dunia, dari keluarga keberatan, keluarga nyatakan menerima takdir dan akan jelaskan ke keluarga lain dan masyarakat Yahukimo. Sekarang ditangani kasus Polda Papua," jelas dia.
Diketahui, peristiwa bermula ketika massa Suku Kimyal pimpinan Kepala Suku Morome Keya Busup menggunakan dua unit mobil minibus membawa alat tajam seperti busur panah dan parang mendatangi masyarakat Suku Yali pada Minggu, 3 Oktober 2021, sekira pukul 12.45 WIT.
Sekitar pukul 12.50 WIT, personel Polres Yahukimo mendapat informasi dari warga terjadi penyerangan terhadap masyarakat Suku Yali. Kasat Intelkam AKP I Nengah S Gaspar bersama 20 personel lainnya kemudian langsung menuju lokasi.
Pukul 13.00 WIT, kelompok massa berhasil dihalau kemudian meninggalkan TKP dengan menggunakan dua unit minibus menuju ke Komplek Suku Yali di perumahan masyarakat komplek Telkomsel.
Pukul 13.20 WIT, massa kembali melakukan penyerangan terhadap masyarakat Suku Yali yang berada di Hotel Nuri, dilanjutkan pembakaran gedung hotel.