Indah Tabebuya Warisan Risma Bermekaran di Kota Surabaya
- VIVA.co.id/ Nur Faishal (Surabaya)
VIVA – Lupakan sejenak geger luapan amarah Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma di Gorontalo. Mari sejenak menoleh ke Kota Surabaya, tempat semula Risma mengabdi sebagai wali kota di Ibu Kotanya Provinsi Jawa Timur itu.
Apa yang mesti ditoleh? Tabebuya lagi bermekaran, menambah cantik jalan-jalan protokol di Kota Pahlawan. Tanaman asal Brasil itu buah dari kreasi Risma saat memimpin Surabaya.
Tabebuya bermekaran di sejumlah titik jalan protokol di Surabaya. Bunganya rimbun dengan warna berbeda-beda. Ada kuning, putih, ungu, dan merah muda.
Anda bisa menikmatinya bila melintas di sepanjang Jalan A Yani, Mayjen Sungkono, Merr Gunung Anyar, dan lainnya. Kota Pahlawan pun nampak seperti kota di Negeri Samurai.
Paling indah bila dilihat saat pagi. Saat jalan masih lengang. Sambil lari-lari atau bersepeda. Atau sore ketika warna mega menguasi langit.
Guguran bunganya yang bertebaran di aspal dan trotoar pun terlihat indah. Bagai karpet bermotif bunga-bungaan. Biasanya, guguran bunga Tabebuya dibuat sebagai spot swafoto oleh muda-mudi lalu diunggah di medsos. Instagramable, katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya Anna Fajriatin menjelaskan, tanaman Tabebuya biasanya mekar pada saat musim panas. Uniknya, kalau terkena angin, bunga itu akan rontok dan yang lain akan mekar lagi. “Begitu hujan dia akan menurun dan menurun [kuantitas mekar bunganya],” katanya dalam keterangan tertulis dikutip VIVA pada Senin, 4 Oktober 2021.
Anna menjelaskan, Bunga Tabebuya kini menjadi salah satu ikon Surabaya karena dijumpai di banyak titik jalan di Kota Pahlawan. DKRTH memang terus melakukan penanaman sejak awal mula digalakkan semasa Risma menjadi Wali Kota Surabaya. “Setiap rayon di DKRTH melakukan penanaman Tabebuya. Jadi jumlahnya sudah sangat banyak se Surabaya,” ujarnya.
Anna mengatakan, tanaman yang berasal dari Brasil itu tidak memerlukan perawatan khusus. Untuk perawatannya, hanya dilakukan penyiraman dan diberikan pupuk secara reguler. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik yang dihasilkan dari proses pengomposan sampah.
“Dari kegiatan perantingan pohon, kita manfaatkan untuk kompos. Untuk tanaman-tanaman yang ada di taman, kita sudah kurangi penggunaan pupuk kimia, beralih ke organik,” kata dia.
Sebagai upaya perlindungan dan menjaga kelestarian pohon yang ada di Kota Surabaya, pemkot akan mengenakan sanksi bagi masyarakat yang melakukan perusakan pohon. Sanksi itu salah satunya berupa penggantian pohon dengan jenis serupa.
“Itu sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Kota Surabaya Nomor 19 Tahun 2014 tentang Perlindungan Pohon. Pohon ini sangat berarti untuk menjaga lingkungan dan kualitas udara serta mengurangi polusi udara,” ujar Anna.