Sosok Penulis Teks Proklamasi Selain Soekarno, Hatta, Ahmad Soebardjo
- U-Report
VIVA – Penulis teks proklamasi sejatinya sudah diketahui oleh kita semua sebagai warga negara Indonesia yang baik. Seperti kita ketahui bersama, bahwa 17 Agustus 1945 Soekarno membacakan naskah proklamasi kemerdekaan di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Kemerdekaan negara Indonesia adalah hasil dari perjuangan para pejuang kemerdekaan. Guna mencapai peristiwa penting itu, masyarakat Indonesia harus melewati masa penjajahan yang sangat panjang. Penjajahan paling lama dilakukan oleh bangsa Belanda sekitar 350 tahun dan dilanjutkan dengan Jepang hanya beberapa tahun saja.
Sampai akhirnya Indonesia berhasil merumuskan hal-hal terkait dengan kemerdekaan dan penyusunan teks proklamasi. Melansir laman Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi penyusun teks proklamasi kemedekaan adalah Soekarno, Moh. Hatta, dan Ahmad Soebardjo.
Soekarno memiliki peran untuk menuliskan konsepnya dalam secarik kertas, Moh. Hatta dan Ahmad Soebardjo memiliki peran untuk menyumbangkan gagasan secara lisan. Nah, berikut ulasan secara lengkapnya mengenai penulis teks proklamasi.
Lalu, Siapa Penulis Teks Proklamasi?
Naskah Teks Proklamasi
Naskah teks proklamasi yang sudah dirumuskan oleh Soekarno, Moh. Hatta, dan Ahmad Soebardjo, lalu diketik ulang oleh Sayuti Melik. Berikut teks proklamasi secara lengkap.
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta
Perubahan Naskah Teks Proklamasi
Ketika proses pengetikan melalui mesin ketik yang dilakukan oleh Sayuti Melik, terdapat beberapa perubahan dari naskah aslinya yang langsung ditulis oleh Soekarno. Diketahui bahwa teks yang ditulis oleh Soekarno merupakan teks proklamasi klad.
Sedangkan untuk teks proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik dikenal dengan sebutan teks proklamasi otentik. Setelah rapat perumusan teks proklamasi, naskah klad sempat dibuang karena dianggap tidak diperlukan lagi.
Tapi, Burhanuddin Mohammad mengambilnya dan menyimpan dalam dokumen pribadi. Naskah klad tersebut kemudian diserahkan kepada presiden Soeharto dan kemudian disimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia.
Perubahan-perubahan teks proklamasi mulai dari kata ‘hal2’ yang diubah menjadi kata ‘hal-hal. Kemudian kata ‘saksama’ yang diubah menjadi kata ‘tempo’. Lalu, penulisan tanggan dan bulan yang awalnya ‘Djakarta 17-08-05’ diubah menjadi ‘Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05. Terakhir, perubahan pada kalimat ‘wakil2 bangsa indonesia’ menjadi ‘atas nama bangsa indonesia’.
Fakta Menarik Penyusunan Teks Proklamasi
Terdapat tokoh-tokoh lain yang turut serta dalam penyusunan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia selain Soekarno, Moh. Hatta, dan Ahmad Soebardjo. Mereka berjumlah tiga orang yang bernama Laksamana Maeda, Sayuti Melik, dan para pewarta.
Laksamana Muda Maeda
Ia adalah seorang perwira yang berasal dari Jepang. Ketika peristiwa penyusnan teks proklamasi, Laksamana Maeda berperan sebagai penyedia tempat untuk membahas mengenai proklamasi kemerdekaan. Kejadian ini bermula pada saat Soekarno dan Hatta dilepas setelah pengasingan ke Rengasdengklok.
Rombongan dari Rengasdengklok kemudian pergi ke Jakrta, ke rumah Laksamana Maeda. Ia kemudian mempersilakan ketiga tokoh Tanah Air untuk menemui Kepala Pemerintahan Militer yaitu Jenderal Moichoro Yamamoto untuk membahas tindak lanjut yang akan dilakukan.
Tapi, Jenderal Nishimura yang mewakili Gunseikan menentang rencana yang akan dilakukan oleh mereka. pada akhirnya, Soekarno, Hatta, dan yang lainnya bertolak ke rumah Maeda untuk membuat naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda.
Sayuti Melik
Ia berperan seorang orang yang mengetikkan naskah proklamasi yang sudah disusun oleh Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo. Sayuti Melik memakai mesin ketik produksi Jerman dan merupakan pinjaman dari Kolonel Kandeler Komandan Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine). Ia berkantor di Gedung KPM yang sekarang Pertamina di Koningsplein atau Medan Merdeka Timur.
Para Pewarta
Para pewarta ini sangat mempunyai peran penting untuk mengabadikan momen pembacaan naskah teks proklamasi kemerdekaan dan juga menyebarluaskan kabar tersebut. Mereka bernama Frans dan Alez Mendoer dari IPPHOS yang berperan untuk mengabadikan pembacaan teks.
Selain itu, terdapat BM Diah dan Jusuf Ronodipuro yang turut membantu untuk menyebarkan berita terkait proklamasi. Berita tersebut disebarluaskan lewat beberapa media, mulai dari radio, surat kabar, sampai dari mulut ke mulut.