Kasus M Kece, Eks Laskar FPI Belum Ditetapkan Sebagai Tersangka

Tampang M Kece yang dianiaya Irjen Napoleon
Sumber :
  • Istimewa

VIVA - Mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri, Irjen Napoleon Bonaparte, ditetapkan sebagai tersangka bersama empat orang tahanan lainnya dalam kasus penganiayaan terhadap Muhammad Kosman alias Muhammad Kece di Rumah Tahanan Bareskrim.

Tom Lembong Bilang Kejagung Tak Jelaskan Detail Alasan Dirinya Ditetapkan Tersangka

Namun, mantan laskar Panglima Front Pembela Islam, Maman Suryadi, tidak ditetapkan sebagai tersangka. Meskipun, Maman berada di tempat kejadian perkara saat M Kece dianiaya oleh Napoleon. Sebab, belum ada bukti yang dapat menetapkan Maman sebagai tersangka.

“Memang dia (Maman Suryadi) ada di TKP atas panggilan NB,” kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim, Brigjen Andi Rian Djajadi, saat dikonfirmasi wartawan pada Rabu, 29 September 2021.

Polisi Bongkar 619 Kasus Judol sejak 5 November 2024, 734 Orang Ditetapkan Tersangka

Menurut dia, penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum belum menemukan adanya keterlibatan peran Maman dalam kasus penganiayaan terhadap Kece yang terjadi pada Kamis dini hari, 26 Agustus 2021. Hal itu terlihat saat penyidik melakukan gelar pra rekonstruksi.

“Dari hasil prarekonstruksi dan gelar perkara kemarin, yang bersangkutan (Maman Suryadi) belum bisa ditetapkan sebagai tersangka,” ujarnya.

Jadikan Tom Lembong Tersangka, Kejagung Disebut Turunkan Kredibilitasnya

Sebelumnya diberitakan, lima orang ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan terhadap Kece yakni Napoleon Bonaparte yang merupakan narapidana kasus suap, DH selalu tahanan kasus uang palsu; DW (napi kasus ITE); H alias C alias RT (napi kasus tipu gelap); dan HP (napi kasus perlindungan konsumen).

Atas perbuatannya, mereka dipersangkakan Pasal 170 juncto Pasal 351 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Gedung Bareskrim Polri

Dari Rutan Bareskrim, Eks Notaris Tersangka Penggelapan Kirim Surat Maaf ke Jusuf Hamka

Mantan notaris asal Surabaya, WS, yang terjerat kasus dugaan penipuan dan penggelapan, menyampaikan surat permohonan maaf kepada Raja Jalan Tol Indonesia, Jusuf Hamka ali

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024