Fadli Zon Sindir Letjen Dudung: Setelah Baliho, Kini Patung
- ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
VIVA – Anggota komisi 1 DPR RI yang juga Wakil Ketua Partai Gerindra Fadli Zon ikut mengomentari hilangnya patung tokoh penupasan G30S PKI di Museum Dharma Bhakti Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).
Fadli bahkan menyindir Letjen TNI Dudung Abdurrachman yang kini menjadi pemimpin di satuan tersebut atas hilangnya patung tokoh itu. "Setelah baliho, kini patung," tulis Fadli di akun Twitternya yang dikutip VIVA, Selasa 28 September 2021.
Selain itu, Fadli mewanti-wanti jangan sampai pernyataan yang dilontarkan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo soal TNI disudah disusupi paham komunis benar terjadi.
"Salah satu taktik PKI setelah 1954 adalah Metode Kombinasi Tiga Bentuk Perjuangan (MKTBP). Salah satunya menyusup n bekerja di kalangan angkatan bersenjata," tulis Fadli.
Seperti diketahui, Letjen TNI Dudung ketika masih menjabat sebagai Pangdam Jaya dengan sikap tegasnya memerintahkan seluruh prajurit Kodam Jaya untuk mencopot baliho menyambut kepulangan eks Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.
Aksi Dudung saat itu banyak yang mengapresiasi bahkan juga dikritik lantaran bukan tugas TNI untuk copot baliho.
Kali ini, di jabatan sebagai Pangkostrad, Dudung diterpa masalah baru soal hilangnya patung Mayjen Soeharto, Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) Kolonel Sarwo Edhie, dan Jenderal Nasution.
Sebelumnya, Gatot Nurmantyo menyampaikan ada indikasi penyusupan PKI ke dalam TNI. Dugaan ini disuarakan Gatot lantaran raibnya diorama tokoh penumpasan Gerakan 30 September PKI (G30S PKI) di Museum Dharma Bhakti Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di Jakarta.