6 Pernyataan Jenderal Gatot yang Bikin TNI Geleng-geleng
- Repro video.
VIVA – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo kembali jadi sorotan publik. Baru-baru ini dia menyebut jika TNI telat disusupi paham komunis. Alasannya karena hilangnya patung tokoh penupasan G30S PKI di Museum Dharma Bhakti Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di kawasan Gambir Jakarta Pusat.
Pernyataan kontroversi Gatot tersebut bikin TNI repot. Pangkostrad Letjen Dudung Abdurrachman bahkan meminta seniornya itu tidak asal ucap terkait tudungannya itu.
Bukan hanya Dudung, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pun ikut angkat suara. Tetapi dia tidak mau ikut berpolemik soal isu pengilangan patung tersebut.
Selain pernyataan ini, ada beberapa omongan Jenderal Gatot yang bikin geger publik yang dirangkum VIVA, di antaranya:
1. Patung tokoh penumpas G30S/PKI hilang
Gatot memunjukan bukti-bukti hilangnya patung penumpasan G30S/PKI di Museum Dharma Bhakti Markas Kostrad. Dia menyuruh seseorang untuk mendatangi langsung ke lokasi dna ternyata benar.
"Ini menunjukkan bahwa mau tidak mau kita harus mengakui dalam menghadapi pemberontakan G30S PKI, peran Kostrad, peran sosok Soeharto, peran Kopassus -- dulu RPKAD, peran Sarwo Edhie, dan peran Jenderal Nasution, peran KKO, jelas akan dihapuskan, dan fakta itu sekarang sudah tidak ada, sudah bersih," kata Gatot Nurmantyo
"Ini berarti sudah ada penyusupan di dalam tubuh TNI," lanjutnya
Baca juga: Gatot Sebut Diorama G30S PKI Hilang, Anak Jenderal A Yani Merespons
2. Sebut Ada Mafia Alutsista
Gatot mengakui adanya mafia pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI yang mengarah pada dugaan perbuatan korupsi. Namun, Gatot melihat para mafia alutsista ini juga aman karena tak diproses secara hukum.
“Tidak bisa dipungkiri itu ada (mafia alutsista). Cuma penanganannya. Orang ngapain diperiksa-periksa, toh juga nggak diapa-apain. Jadi, ada semacam mafia, itu benar,” kata Gatot dalam video yang diunggah di akun instagram @nurmantyo_gatot yang dikutip VIVA pada Senin, 10 Mei 2021.
Dia mencontohkan pengadaan Helikopter Agusta Westland (AW) 101 yang sempat ramai di media beberapa tahun lalu. Kata Gatot, dalam sidang kabinet TNI Angkatan Udara mengajukan pergantian helikopter kepresidenan jenis Super Puma dengan AW 101.
3. Sindir Moeldoko
Gatot Nurmantyo menyindir sikap Kepala Staf Presiden Moeldoko yang terlibat dalam kongres luar biasa atau KLB Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara pada 5 Maret lalu.
Menurut Gatot, apa yang terjadi tidak mencerminkan sikap prajurit yang pernah diajarkan Moeldoko kepada dirinya.
"Saya ingin menggaris bawahi, apa yang beliau lakukan tidak mencerminkan kualias etika, moral dan kehormatan yang dimiliki seorang prajurit TNI. Apa yang dilakukan bukan representasi dari kualitas etika moral dan kehormatan prajurit TNI," ujar Gatot dalam wawancara yang diunggah di Instagram resminya @nurmantyo_gatot, Rabu 17 Maret 2021.
4. TNI Tak Musuhan dengan FPI
Gatot Nurmantyo menyoroti hubungan antara Front Pembela Islam (FPI) dengan TNI yang seolah dipersepsikan tidak harmonis setelah Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman melucuti Baliho FPI dan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab dan mengancam membubarkan FPI.
Meskipun Pangdam Jaya sudah meralat ucapannya bahwa tidak punya kewenangan membubarkan ormas FPI, tapi framing permusuhan antara Pangdam Jaya Vs FPI belum mereda.
Gatot mengatakan TNI tidak mungkin bermusuhan dengan FPI maupun dengan Habib Rizieq Shihab. Sebab, bagaimanapun juga, baik FPI dan Habib Rizieq adalah warga negara Indonesia yang dilindungi oleh hukum.
5. Jangan Ikuti pemimpin yang Jual TNI
Warganet kembali mengunggah pidato mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Tampaknya, orasi Gatot dikait-kaitkan dengan sikap Pangdam Dudung yang diduga terlibat dalam kegiatan politik sipil.
Video orasi Gatot ini diunggah kembali oleh akun Youtube Aswaja TV pada Minggu, 21 November 2020, yang berjudul ‘Tamparan Keras Jenderal Gatot Nurmantyo kepada Pangdam Jaya yang Ingin Bubarkan FPI’.
Dalam video tersebut, Gatot mengingatkan para prajurit TNI harus netral, termasuk Polri. Menurut dia, apabila ada pimpinan-pimpinan TNI di wilayah yang mengajak tidak netral, membantu salah satu, maka disebut pengkhianat dan pelacur politik yang menjual institusi untuk kepentingan pribadi.
“Pemimpin-pemimpin seperti ini suatu saat rela mengorbankan nyawa anak buah untuk kepentingan pribadi. Saya ingatkan ini,” kata Gatot dikutip dari Youtube pada Selasa, 24 November 2020.
6. Pangdam Jaya Bohong Besar
Gatot menegaskan bahwa tudingan Pangdam Jaya Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman tidak benar. Hal tersebut berkaitan dengan kegiatan ziarah dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan merupakan agenda dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Gatot bersama Purnawirawan Pengawal Kedaulatan Negara (PPKN) yang diketuai oleh Laksamana Madya (Purn) Suharto kata dia hendak melakukan ziarah dan tabur bunga mendoakan para pahlawan Revolusi dalam rangka memperingati 30S/PKI. Namun Gatot mengaku malah diprotes massa dan merasa diadang oleh Dandim Selatan Kolonel inf Ucu Yustia.
“Saya simak Pak Pangdam. KAMI tidak ada di situ. Yang ada KAMI hanya saya, Profesor Wahab dan Pak Ahmad Yani. Tidak ada lagi yang lainnya. Saya katakan, itu bohong besar, jangan berbicara seperti itu,” kata Gatot dikutip dari tvOne pada Jumat, 2 Oktober 2020.