Polisi Tak Bubarkan Aksi Protes Bagi-bagi Ribuan Telur di Blitar
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Sejumlah peternak ayam petelur di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, menggelar aksi bagi-bagi ribuan telur di sejumlah titik pada Selasa pagi, 28 September 2021. Aksi digelar sebagai bentuk protes atas anjloknya harga telur dan naiknya pakan ternak sejak beberapa pekan terakhir. Aksi tersebut dihadiri ribuan warga setempat sehingga menimbulkan kerumunan.
Sebaran informasi aksi sudah beredar sejak beberapa hari lalu di jejaring WhatsApp dan media sosial. Berdasarkan sebaran, aksi dimulai sekira pukul 09.00 WIB di lima titik, yakni patung Bung Karno di depan kantor Pemerintah Kabupaten Blitar dengan aksi pelepasan ayam hidup; sepanjang jalan kantor kabupaten dengan aksi pembagian telur gratis; dan di gedung DPRD dengan bazar telur serempak.
Kemudian di Jalan Udanawu-kantor kabupaten dengan aksi bazar telur serempak; dan di titik-titik traffic light dengan aksi pembagian telur gratis dan bazar telur. Dalam sebaran itu pula dijelaskan bahwa sekira 25 ribu butir telur yang dibagikan kepada masyarakat. Orasi-orasi oleh perwakilan peternak juga disampaikan di depan patung Bung Karno.
Ada tiga tuntutan disuarakan dalam aksi tersebut. pertama, meminta pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden yang melindungi peternak UMKM. Kedua, meminta pemerintah menyetop budidaya ungags oleh integrator. Ketiga, meminta pemerintah melakukan intervensi agar harga telur stabil.
Aksi itu berhasil menarik perhatian warga untuk hadir. Ribuan warga datang, kebanyakan tertarik untuk mendapatkan ayam dan telur secara gratis yang dibagikan peternak peserta aksi. Kerumunan pun tak terhindarkan. Sejumlah anggota kepolisian terlihat berjaga-jaga.
Saking banyaknya warga yang hadir, pembagian telur tak berjalan mulus. Sejumlah peternak yang hendak membagikan telur-telur terhambat karena tidak bisa menembus kerumunan warga. Ada juga telur yang terbagikan dan jadi rebutan warga yang hadir.
Kepala Kepolisian Sektor Kanigoro Ajun Komisaris Polisi Suprapto yang bertugas di lokasi mengatakan, karena khawatir menimbulkan klaster baru sebab kerumunan terjadi, maka pihak kepolisian berkoordinasi dengan peserta aksi agar aksi dilakukan di beberapa titik yang terpisah-pisah.
“Agar tidak menciptakan klaster, maka kami minta agar dipindahkan ke beberapa tempat,” katanya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Polisi Gatot Repli Handoko membantah kabar yang berkembang bahwa polisi membubarkan aksi itu. “Tidak dibubarkan, tapi diimbau supaya tidak menimbulkan kerumunan masyarakat yang menerima telur,” katanya dikonfirmasi wartawan.