BPKP Sidak Bio Farma, Cek Ketersediaan dan Distribusi Vaksin COVID-19

Stok vaksin di Bio Farma.
Sumber :
  • Adi Suparman/ VIVA.

VIVA – Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mendatangi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bio Farma, untuk memeriksa ketersediaan dan infrastruktur pengiriman vaksin COVID-19.

Kuasa Hukum Sebut Kejagung Tak Punya Bukti Audit BPKP soal Kerugian Negara di Kasus Tom Lembong

Ketersediaan dan infrastruktur itu dicek Deputi Kepala BPKP Bidang Polhukam PMK Iwan Taufiq Purwanto dan Bidang Akuntan Negara Sally Salamah. Mereka meninjau ketersediaan vaksin, fasilitas penyimpanan hingga peninjauan distribusi vaksin. 

Iwan menjelaskan, pengecekan secara langsung ketersediaan vaksin ini untuk memastikan percepatan vaksin berjalan benar untuk target kekebalan komunal di Desember 2021.

Angka Pneumonia Anak Masih Tinggi, Inilah Jadwal Imunisasi Terbaru dari IDAI untuk Vaksin PCV

“Kita sedang melakukan pengawasan terkait dengan distribusi dan persediaan sesuai dengan permintaan dari Menteri Maritim dan Investasi beserta Menteri Kesehatan,” ujar Iwan, Rabu, 22 September 2021.

Sedangkan Sally memastikan, pengawasan terhadap pengadaan dan distribusi vaksin dipastikan dalam pengawasan. “Hasilnya nanti akan kita tindak lanjuti bersama untuk mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat capaian target vaksinasi,” katanya.

Tanggapan Pihak Eks Bos Timah soal Kesaksian Auditor BPKP di Sidang Korupsi Timah

Sementara itu, Direktur Operasi Bio Farma, M. Rahman Roestan mengapresiasi BPKP yang telah mengawal ketersediaan vaksin COVID-19. 

“Pandemi ini harus ditangani dengan cepat, dimulai dari penyediaan vaksinnya, penerimaan bulk dan proses produksinya di Bio Farma, hingga ke distribusinya. Kami terbantu dengan diperlihatkannya rambu-rambu sehingga kami dapat menjalankan penugasan ini dengan tepat sesuai peraturan yang ada," katanya.

Tercatat, Bio Farma telah mendistribusikan vaksin COVID-19 per 21 September 2021 sebanyak 171.364.570 dosis yang terdiri dari CoronaVac 33.805.658 dosis, Covid-19 Bio Farma 104.368.200 dosis, AZ (Covax, B2B, Hibah) 20.136.284 dosis, Moderna 7.871.318 dosis, Sinopharm (Hibah) 720.766 dosis, dan Pfizer sebanyak 4.462.344 dosis. 

Sidang kasus korupsi tata niaga timah di Pengadilan Tipikor Jakarta

Sidang Korupsi Timah, Ahli Ungkap BPKP Tak Bisa Tentukan Nilai Kerugian Negara

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat kembali menggelar sidang lanjutan dugaan korupsi Tata Niaga Timah.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024