Buronan Teroris Poso Tinggal 4 Orang, Salah Satunya Dikenal ‘Pak Guru’

Dua prajurit TNI memburu kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di hutan pegunungan Poso, Sulawesi Tengah.
Sumber :
  • Puspen TNI

VIVA – Komando Operasi Gabungan Khusus (Koopsgabsus) Tricakti TNI memburu 4 orang dari total 11 teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso termasuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Berapi-api! Firdaus Oiwobo Desak Polrestabes Surabaya Bebaskan Ivan Sugianto

"Saat ini tinggal empat DPO teroris yang tersisa," kata Panglima Koopsgabsus Tricakti TNI Mayjen TNI Richard T.H. Tampubolon sebagaimana dikutip dari siaran resmi Koopsgabsus Tricakti TNI yang diterima di Jakarta, Selasa, 21 September 2021.

Empat teroris yang masih dikejar oleh Koopsgabsus TNI dan Satuan Tugas (Satgas) Mandago Raya TNI Polri, yaitu Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Mukhlas, Suhardin alias Hasan Pranata, dan Ahmad Panjang alias Ahmad Gazali.

Densus Beberkan Peran 8 Tersangka Teroris Kelompok NII yang Ditangkap di Beberapa Wilayah Indonesia

"Askar dan Nae (anggota MIT) yang berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat, sementara Suhardin dan Ahmad Panjang berasal dari Poso, Sulawesi Tengah," kata Tim Analis Koopsgabsus Tricakti TNI Kolonel Inf. Henri Mahyudi saat dihubungi dari Jakarta, Selasa.

Koopsgabsus Tricakti TNI telah memburu 11 teroris anggota MIT sejak Januari 2021 di Poso, Parimo, dan Sigi. Tiga daerah itu seluruhnya berada di Sulawesi Tengah.

Organisasi Pers Sebut Sebagian Besar Jurnalis Dibunuh secara Sengaja oleh Israel di Gaza

Operasi pengejaran teroris itu aktif setelah MIT menyerang dan membunuh empat warga sipil di Desa Lemban Tongoa, Sigi, Sulawesi Tengah, pada tanggal 27 November 2020.

Dalam waktu 9 bulan sejak resmi beroperasi, Koopsgabsus Tricakti TNI bersama Satgas Mandago Raya berhasil melumpuhkan 7 teroris MIT. Sebanyak 2 dari 7 teroris itu itu merupakan tokoh-tokoh sentral MIT, yaitu Qatar dan Ali Kalora.

Tim Chandraca 5 Koopsgabsus Tricakti TNI dan Satgas Mandago Raya pertama kali memetakan tempat persembunyian Kelompok Ali Kalora pada 2 Februari 2021. Namun, kelompok itu berhasil melarikan diri sesaat sebelum tim gabungan TNI dan Polri tiba di lokasi. Walaupun demikian, aparat menyita berbagai perlengkapan milik Ali Kalora di tempat itu.

Sekira sebulan kemudian, Tim Chandraca 2 terlibat adu tembak dengan Kelompok Ali Kalora dan tiga teroris lainnya di Pegunungan Watumato, Desa Tambarana, Poso, pada 1 Maret 2021. Kelompok Ali Kalora sempat melempar bom rakitan dan bom lontong ke arah pasukan TNI.

Dalam baku tembak itu, dua teroris MIT, yaitu Irul alias Khairul dan Alvin alias Samil, tewas, sementara Ali Kalora kena tembak di kaki. Ali Kalora dan Jaka Ramadan melompat ke jurang dan melarikan diri dari kejaran aparat.

Beberapa bulan setelahnya, 11 Juli, Tim Tricakti 3 Koopsgabsus TNI menundukkan Qatar dan Rukli. Dua teroris itu tewas dalam operasi senyap yang dilakukan oleh TNI di wilayah perbukitan dan pedalaman hutan di Tokasa, Tanalanto, Kabupaten Parimo.

Tim Analis Koopsgabsus TNI menyebut Qatar merupakan eksekutor utama teroris di Poso. "Dia dipanggil Amir atau pimpinan dalam jaringan kelompok teroris tersebut," kata Tim Analis.

Qatar dan Ali Kalora membentuk dua kelompok berbeda selama masa pengejaran karena ada dugaan perpecahan di internal MIT.

Enam hari setelah operasi di Tokasa, Satgas Mandago Raya TNI dan Polri menembak mati Abu Alim, yang sempat loncat ke jurang untuk melarikan diri. Abu Alim disergap oleh aparat di Batutiga, Torue, Parimo, pada 17 Juli.

Terakhir, pasukan TNI dan Polri pada 18 September 2021 juga memastikan Ali Kalora dan Jaka Ramadan tewas tertembak di Dusun Astina, Balinggi, Parimo. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya