Ratusan Nakes di Jayapura Nyalakan Lilin Solidaritas Tragedi Kiwirok
- ANTARA/Evarukdijati
VIVA – Sekira 300 tenaga kesehatan dari berbagai organisasi profesi, Selasa malam, 21 September 2021, memenuhi kawasan Taman Imbi, Jayapura, Papua, guna menggelar aksi bakar lilin menyusul tragedi yang menimpa rekan-rekan mereka di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Nakes yang hadir di antaranya berasal dari organisasi IDI, Patelki, HAKLI, Persagi, IBI, IAKMI, IAI dan PPNI.
Aksi yang diawali dengan membacakan deklarasi yang berisi empat poin, yakni pertama, keprihatinan atas terjadinya aksi kekerasan yang menyebabkan kematian dan luka parah serta trauma yang dialami tenaga kesehatan di Kiwirok, Pegunungan Bintang.
Kedua menolak setiap tindakan kekerasan terhadap tenaga kesehatan yang dilakukan oleh pihak yang mengatasnamakan apapun, ketiga yaitu meminta jaminan keamanan seluruh tenaga kesehatan yang mengabdi di Provinsi Papua terutama di daerah rawan konflik dan keempat adalah mendorong adanya kebijakan perekrutan penempatan sumber tenaga kesehatan yang berpihak pada masyarakat dan budaya setempat.
Seusai pembacaan deklarasi dilanjutkan pembacaan puisi secara bergantian dan doa serta menyalakan lilin.
Â
Para nakes yang hadir nampak mengenakan kemeja putih dan bagian bawah hitam dengan menyematkan pita hitam di lengan baju sebagai tanda berduka.
Beberapa nakes yang hadir berharap tidak ada lagi rekan-rekannya yang menjadi korban oleh pihak manapun. "Kami berharap tidak ada lagi rekan nakes yang menjadi korban penganiayaan hingga mengalami luka bahkan meninggal," harap suster Siti Soltief.
Selain para nakes dari berbagai organisasi profesi juga tampak warga dan prajurit TNI.
Tercatat lima nakes terluka dan seorang, di antaranya Gabriela Meilan, meninggal dunia akibat dianiaya oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang beraksi membakar fasilitas umum di Kiwirok pada 13 September. Jenazah Gabriela Meilan dievakuasi ke Jayapura pada Selasa
Â
Empat nakes yang masih dirawat di RS Marthen Indey, antara lain dr. Restu Pamanggi, Katrianti Tandila, Emanuel Abi, dan Kristina Sampe Tonapa. (ant)