Sulitnya Evakuasi 3 Crew Rimbun Air yang Ada di Ketinggian 2.400 Mdpl

Tiga jenazah crew Rimbun Air
Sumber :
  • VIVA / Aman Hasibuan ( Papua)

VIVA – Tiga jenazah crew Rimbun Air yang jatuh di Sugapa Intan Jaya, Papua, Rabu kemarin berhasil dipindahkan tim gabungan dari lokasi jatuhnya pesawat. Ketiga jenazah tersebut pagi ini di kirim ke kampung halamannya masing-masing.

Lewat Pesawat Karya Anak Bangsa, Ansar Ahmad Ingin Wujudkan Konektivitas Daerah Terpencil di Kepri

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal menjelaskan, setelah jenazah tiba di Bandara Mimika langsung diterbangkan untuk selanjutnya diserahkan ke keluarganya masing-masing.

“Pagi ini semua jenazah diterbangkan ke kampung halaman masing-masing,”ujar Kamal, Kamis, 16 September 2021.

Pengakuan Mengejutkan Sopir Truk Tronton Tabrak Kendaraan di Slipi Hingga 2 Orang Tewas

Kamal mengatakan, jenazah Pilot Mirza di bawa ke kampungnya Salah Benda, Bogor, Jawa Barat. Sementara Copilot Fajar diterbangkan ke Jati Makmur, Pondik Gede, Bekasi. Dan jenazah mekanik, Iswahyudi diberangkatkan ke kediamannya di jalan Mulawarman Balikpapan Kalimantan Timur.

“Jenazah disemayamkan di Sugpa sambil menunggu penerbangan ke Mimika,”ujarnya.

Pelajaran bagi Para Sopir dari Kecelakaan Maut Truk di Slipi yang Telan Korban Jiwa

Kata Kamal, ketiga jenazah berhasil ditemukan pada malam hari karena sulitnya medan di lokasi dan terkendala cuaca. Jenazah tiba di Sugapa, Intan Jaya pukul 23.50 WIT, karena lokasi jatuhnya pesawat berada di tengah hutan di ketinggian 2.400 Mdpl, sehingga proses evakuasi harus dilakukan secara manual.

Meski kondisi cuaca dan geografis menjadi persoalan, namun tim gabungan bersama masyarakat terus berupaya untuk memindahkan ketiga jenazah crew tersebut dari lokasi.

"Proses bisa berjalan lancar dengan adanya kerjasama dan tanpa ada gangguan,”pungkasnya.

Identitas ketiga korban yakni Pilot Hj. Mirza, Copilot Fajar dan Enginering Iswahyudi “Para korban masih dalam upaya evkuasi tim gabungan,” bebernya.

Kamal menuturkan, kecelakaan pesawat cargo Rimbun Air itu murni akibat faktor cuaca buruk setelah terbang dari Bandara Nabire dan bukan karena ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) seperti yang diberitakan di media sosial.

 "Peristiwa ini murni kecelakaan gangguan cuaca, bukan di tembak oleh KKB,” tegasnya.

Diketahui pesawat Rimbun Air jenis Twin Otter Pk OTW terbang dari Nabire-Sugapa membawa bahan makanan, kemudian dilaporkan lost kontak pukul 07.37 WIT. Badan pesawat ditemukan hancur dan meledak setelah menabrak gunung akibat cuaca buruk. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya