BMKG Peringatkan DKI Jakarta Siaga Banjir
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menetapkan empat provinsi di pulau Jawa, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Jawa Timur, berstatus siaga bencana hindrometeorologi beruba banjir, banjir bandang dan tanah longsor.
Potensi bencana ini berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak (IBF-Impact Based Forecast) BMKG, dimana cuaca ekstrem berpotensi melanda empat wilayah tersebut selama 3 hari ke depan, 13-15 September 2021.
"Potensi dampak bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang dan atau tanah longsor dari cuaca ekstrem hingga 3 (tiga) hari ke depan yakni tanggal 15 September 2021 untuk level SIAGA berada di wilayah provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto di Jakarta, Selasa, 14 September 2021.
Sementara untuk pertumbuhan awan Cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50-75 persen (OCNL / Occasional) selama 7 hari kedepan diprediksi terjadi di sebagian Aceh, sebagian Sumatra Utara, sebagian Laut Natuna, perairan Barat Sumatra Barat sampai Bengkulu, sebagian Sumatra Barat, sebagian Bengkulu, Pesisir Barat Lampung, Sumatra Selatan.
Kemudian, sebagian Lampung, sebagian Kepulauan Bangka Belitung, Laut Jawa, Samudra hindia Selatan Jawa bagian Barat, sebagian Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur.
BMKG sebelumnya mengingatkan Fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin terpantau aktif di wilayah Indonesia hingga seminggu ke depan.
MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah aktif yang dilewatinya.
Fenomena MJO dan gelombang Kelvin bergerak dari arah Samudra Hindia ke arah Samudra Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari pada MJO, sedangkan pada Kelvin skala harian.
Sebaliknya, Fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah Samudera Pasifik ke arah Samudra Hindia dengan melewati wilayah Indonesia. Sama halnya seperti MJO maupun Kelvin, ketika Gelombang Rossby aktif di wilayah Indonesia maka dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah indonesia.
Selain itu, terbentuknya belokan maupun pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dapat mengakibatkan meningkatnya potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.
Menurutnya, suhu muka laut dan anomali suhu muka laut juga terpantau masih hangat di sebagian besar perairan di Indonesia, yang mendukung peningkatan suplai uap air sebagai sumber pembentukan awan-awan hujan.
"Kondisi tersebut juga didukung oleh masih tingginya kelembaban udara di sebagian besar wilayah di Indonesia hingga seminggu ke depan," ujarnya.