Duka dan Amarah Keluarga Korban Kebakaran Lapas Kelas I Tangerang

Jenazah korban kebakaran Lapas Tangerang saat di RSUD Tangerang.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Sherly

VIVA – Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tangerang, Banten, terbakar, Rabu dini hari 8 September 2021. Sedikitnya 41 orang meninggal dunia akibat peristiwa itu. Tangis, duka dan amarah keluarga korban kebakaran Lapas Kelas I Tangerang turut menyertai peristiwa itu.

Emperor Spa Surabaya Kebakaran, Diduga Akibat Panas Berlebih di Ruang Sauna

Dasri, istri dari salah satu korban tewas akibat kebakaran Lapas Kelas I Tangerang menangis saat mendatangi Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Dia meminta pemerintah bertanggung jawab atas tragedi yang menyebabkan suaminya tewas.

"Saya minta tanggung jawab, apalagi saya di Jakarta sebatangkara," kata Dasri dilaporkan tvOne, Kamis 9 September 2021.

Pemukiman Padat Penduduk di Tanah Abang Kebakaran, 22 Unit Mobil Pemadam Dikerahkan ke Lokasi

Dasri merupakan istri dari salah satu korban kebakaran Lapas Kelas I Tangerang. Ia datang ke RS Polri setelah mendapat kabar bahwa suaminya yang merupakan warga binaan dalam kasus narkotika menjadi salah satu korban tewas.

Dasri tak menyangka, pasalnya ia masih berkomunikasi melalui video call dengan suami beberapa jam sebelum tragedi naas itu terjadi.

Kebakaran di Mal GI dari Restoran Gyu-Kaku, Satu Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

"Semalam jam sembilan masih komunikasi, ya ngobrol biasa aja. Kan saya kerjanya cuci gosok, dia bilang, istirahat ma, jangan terlalu capek, kan besok kerja lagi," kata Dasri mengenang pesan terakhir mendiang suaminya.

Lain halnya Marlina. Seorang perempuan yang menangis di depan Lapas Kelas I Tangerang, Banten. Ia kebingungan dengan kejelasan nasib anaknya yang menjadi tahanan di lapas tersebut. Marlina datang ke lapas itu untuk mengetahui nasib anaknya yang menjadi warga tahanan di lapas itu.

"Tinggal dua tahun lagi bebas ya Alloh," kata Marlina sambil menangis.

Sementara, pihak keluarga Hadianto, salah satu narapidana yang berada di lembaga permasyarakatan kelas I Tangerang, Banten, sempat telat mendapat kabar berita dari otoritas terkait.

Keluarga hanya menyaksikan berita melalui televisi terkait peristiwa kebakaran di lapas tersebut. "Belum dapat kabar apa-apa," kata Warningsih, Adik hadianto, saat ditemui di kediamannya di jalan Lontar, Jakarta Utara.

Keluarga justru baru mengetahui informasi ini setelah menonton televisi. "Dia tahanan kasus narkoba," kata Warningsih.

Dari data, Hadianto menjadi korban luka bakar dalam peristiwa kebakaran di lapas itu. Hadianto yang berusia 51 tahun merupakan warga binaan di lapas tersebut sejak tahun 2019 lalu.

Tak hanya di Jabodetabek, rasa cemas juga meliputi keluarga warga binaan lapas yang tinggal di Sulawesi. Nurkiah, kakak Lubis terpidana kasus narkoba dan menjadi warga binaan Lapas Tangerang, mengkhawatirkan nasib adiknya.

“Saya sudah melihat berita di televisi dan membaca di media online kalau Lapas Tangerang terbakar, kakak saya memang menjalani hukuman di Lapas tersebut namun saya tidak tahu nasibnya bagaimana di sana, namun ada juga kabar katanya sudah dipindahkan. Saya akan menghubungi anak saya yang ada di sana untuk mencari tahu,” ungkap Nurkiah, Rabu.

Meski Nurkiah tidak membenarkan apa yang dilakukan kakaknya sehingga divonis penjara seumur hidup lantaran mengendalikan pabrik sabu rumahan di Kabupaten Majene, namun ia berharap kakaknya selamat dari kebakaran hebat yang melanda Lapas itu. 

Laporan: tvOne/Simon/rusdy/Ong/Rasman-ito

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya