Tak Ada Korban Perusakan Masjid Ahmadiyah, Kapolda: Antisipasi di Awal
- Istimewa
VIVA – Kapolda Kalimantan Barat, Irjen Remigius Sigid Tri Hardjanto menjelaskan alasan pihaknya melakukan pendekatan soft approach dalam peristiwa pengrusakan Masjid Ahmadiyah di Tempunak, Sintang, Kalimantan Barat pada Jumat, 3 September 2021.
Menurut dia, langkah soft approach diambil dalam mengamankan bangunan dan rumah ibadah tersebut. Karena guna menghindari kerugian yang lebih besar, yaitu terjadinya konflik antara massa yang emosi ingin merobohkan bangunan dengan petugas yang mengamankan.
“Hal ini tentunya berpotensi menyebabkan luka bahkan korban jiwa. Kami pastikan tidak ada korban jiwa. Karena sudah dilakukan pencegahan awal. Percayakan kepada kami,” kata Remigius melalui keterangannya pada Selasa, 7 September 2021.
Dalam menghadapi dinamika di lapangan, kata dia, Polri harus mengambil keputusan dengan cepat (diskresi), untuk mengurangi resiko yang akan terjadi. Sebab, negara harus hadir untuk melindungi, menyelamatkan jiwa dan kehormatan masyarakat.
“Inilah strategi yang dipilih dan diputuskan di lapangan. Target atau tujuan utamanya tercapai yaitu tidak ada korban jiwa pihak manapun,” ujarnya.
Disamping itu, Remigius mengatakan negara tidak boleh kalah atau membiarkan anarkisme. Makanya, Polda Kalimantan Barat dengan cepat melaksanakan penegakan hukum dengan menangkap para pelaku perusakan dan menjaga keamanan warga.
“Upaya penangkapan dilaksanakan dengan strategi yang tegas serta humanis. Hal ini untuk menghindari terjadinya respon yang provokatif dan anarkis dari berbagai pihak,” jelas dia.