Perjuangan Transpuan Dapatkan Vaksin COVID-19
- VIVA/Yandi Deslatama
VIVA – Mami Jeni namanya, sejak Selasa pagi, 7 September 2021, sekitar pukul 07.30 dia sudah tampak sibuk di gedung UPI Centre, Kota Serang, Banten. Dia menemani teman-temannya dari komunitas transpuan untuk menerima vaksin COVID-19 yang di gelar bersama Pemkot Serang, TNI dan Polri.
Mami Jeni bercerita, awalnya hanya ada 10 yang mau di vaksin, semakin siang, berbagai anggota komunitasnya mulai berdatangan, ada juga yang dari Kota Cilegon.
"Lebih dari 10, untuk komunitas transpuan, tapi masih ada yang di jalan, banyak yang mau ikut," kata Mami Jeni, dilokasi vaksin, Selasa, 7 September 2021.
Dia bercerita awalnya banyak yang takut divaksin. Mami Jeni pun menjadi yang pertama menerima vaksin di komunitasnya untuk membuktikan vaksin COVID-19 aman dan menyehatkan.
Karena melihat orang yang ditokohkan aman usai menerima vaksin, transpuan yang lainnya pun berani di vaksinasi. Perjuangan Mami Jeni pun berhasil, mengajak rekan-rekannya untuk bersama melawan COVID-19 dan membantu pemerintah menciptakan herd immunity atau kekebalan komunal.
"Saya sendiri sudah divaksin, untuk kesehatan diri kita juga kan. Enggak ada penolakan dari teman-teman, awalnya iya pada takut. Yang penting sebelum vaksin, jangan bergadang, harus sarapan, kalau kurang sehat kan diperiksa. Kalau tensi nya tinggi kan di tanya dulu," terangnya.
Mami mengaku baru ini ada vaksinasi khusus transpuan, dia dan teman-temannya mengaku senang mendapatkan vaksinasi COVID-19. Mami Jeni yang memiliki nama Jeni Rosa mengajak seluruh transpuan di Indonesia tidak takut mengikuti vaksinasi, untuk meringankan gejala jika terpapar corona.
"Vaksin baru kali ini adanya (vaksinasi). Untuk teman-teman, demi kesehatan sendiri jangan takut lah," terangnya.
Anggota tato dari komunitas Indonesian Subculture Bali Capter yang sedang melakukan perjalanan keliling Indonesia juga ikut vaksin di gedung UPI Centre. Namanya Hanafi (43), dia sudah 2 tahun keliling Indonesia menggunakan sepeda motornya seorang diri.
Memulai perjalanan dari Kuta, Bali, dia sudah menjelajah Jawa bagian Utara, kemudian Sumatera, dan kini kembali ke Pulau Jawa untuk menjelajahi wilayah selatannya.
"Vaksin yang pertama, dari Bali, Kuta, di Jalan Mataram, lagi touring, Sambang Sedulur Nusantara, membawa budaya sama membawa misi image tato dan sosial," kata Hanafi, ditempat yang sama.
Hanafi bercerita saat dia beristirahat di basecamp KPJ Kota Serang, dia di ajak untuk menerima vaksinasi. Bahkan dirinya sempat termakan informasi hoax bahwa vaksin membahayakan. Namun dia diberi keyakinan oleh komunitas KPJ, bahwa vaksin aman.
Pria tambun yang tubuhnya dipenuhi tato ini bercerita usai di suntik vaksin, dia tidak merasakan apapun di tubuhnya, tidak seperti informasi hoax yang beredar di media sosial (medsos).
"Diajak juga dari temen-temen KPJ. Sempet takut di vaksin karena hoax, makanya saya ingin membuktikan sendiri. Kalau belum pernah merasakan (vaksin), jangan menuduh, cuma katanya-katanya kan enggak mungkin (bener)," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Banten Girang, Uwen Yuheni mengatakan, jenis vaksin yang diberikan hari ini ke 300 orang adalah Sinopharm. Adapun target vaksinasi yakni Orang Dengan HIV/AIDS, anak jalanan hingga transpuan.
"Kami tidak memberlakukan khusus, kami pakainya Sinopharm. Kami tidak ada pemberlakukan ini ODHA, ini anak jalanan," katanya.
Uwen mengaku untuk mangajak anak jalanan, transpuan dan ODHA di vaksin, pemerintah dibantu oleh TNI dan Polri. Seperti anak jalanan, melalui Komunitas Pengamen Jalanan (KPJ), mereka di jemput oleh personil TNI. Sebagai ucapan terima kasih, usai divaksin personil KPJ menyanyikan lagu dengan gitar mereka untuk menghibur personil TNI-Polri yang sedang menjalankan tugasnya.
Peserta vaksinasi juga berasal dari Kota Cilegon maupun Pandeglang. Awalnya, hanya di jatah 200 orang saja, karena minat yang tinggi, jumlahnya ditambah menjadi 300 orang.
"Mereka ke sini udah ada pemberitahuan, terutama Koramil Kota Serang. Nakesnya 10 orang, dari Puskesmas Banten Girang dan Klinik Uwen," katanya.
Personel TNI-Polri yang berjaga ikut membantu proses vaksinasi, mulai dari mengarahkan masyarakat untuk mendaftar, memantau paska vaksin, hingga mengangkat kursi untuk tempat duduk peserta vaksin.
"Kami mengatur sehingga tidak ada kerumunan, membantu registrasi, screening dan penyuntikkan. Peserta anak-anak jalanan juga ada, kami bantu supaya mereka tertib di sini," kata Danramil Serang, Kapten Jakson Beay, di lokasi yang sama.
Jakson berharap seluruh masyarakat Indonesia bisa menerima vaksin untuk bersama-sama memerangi COVID-19. Sehingga herd immunity atau kekebalan komunal bisa cepat terbentuk.
"Ini suntik pertama, jadi nanti 28 hari ke depan, kita suntik dosis kedua nya di sini juga. Sudah ada juga yang suntik dosis keduanya juga," jelasnya.
Baca juga: Untung Rugi Sengatan Listrik Formula E