Positivity Rate Indonesia Terus Turun, Dekati Rekomendasi WHO

Vaksinasi di Lanud Adisutjipto
Sumber :
  • VIVA.co.id/Cahyo Edi

VIVA – Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyampaikan persentase kasus positif COVID-19 terus mengalami penurunan. Dia menyebut total kasus positif mendekati rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, yakni kurang dari 5 persen.

Presiden Joe Biden Dinyatakan Positif COVID-19, Begini Kondisinya

"Positivity rate terus mengalami tren penurunan, sekarang sudah 6,97 persen, mendekati dari rekomendasi WHO," ujar Dante dalam konferensi pers yang dipantau via daring di Jakarta, Senin malam.

Dante menambahkan, dalam upaya menurunkan angka positivity rate itu, pemerintah akan terus meningkatkan pelacakan (tracing) kontak.

Lady Gaga Mengaku Pernah Tampil di Atas Panggung Saat Positif Covid-19

"Tracing sampai sekarang sudah sampai 7,98 persen. Tracing ini bisa mencapai sekitar 10, yaitu setiap satu kasus positif ditelusuri sampai 10 kontak erat," jelasnya.

Pun, dia juga mengatakan, positivity rate di beberapa daerah sudah mengalami penurunan cukup baik. Meski demikian, beberapa daerah juga masih tinggi. Ia meminta agar sejumlah daerah yang masih tinggi kasusnya bisa digenjot upaya tracing-nya.

Kembali Laporkan Kasus COVID-19, Dinkes DKI Sebut Siklusnya Berpotensi Naik Per 6 Bulan

"Diharapkan untuk melakukan kegiatan tracing yang lebih optimal ketika kasusnya sudah mulai ringan seperti sekarang ini sehingga kita menghindari dari lonjakan kasus berikut yang mungkin lebih berat," tutur Dante.

Saat ini, kata Dante, terdapat varian baru virus COVID-19 yang perlu tetap harus diwaspadai, yakni varian Mu.

"Semakin banyak kasus ini berkembang dan semakin lama pandemi ini berlangsung maka virus itu akan melakukan modifikasi dan melakukan mutasi," ujarnya.

Kemudian, ia mengharapkan varian Mu itu abortif seperti juga varian Lambda yang terjadi beberapa waktu lalu di Peru.

"Varian Delta baru saja kita alami, sekarang sudah ada varian Mu. Mudah-mudahan ini akan abortif, seperti juga varian Lambda beberapa waktu yang lalu di Peru," ujarnya.

Menurutnya, COVID-19 varian Mu terjadi di Kolombia. Ia bilang, secara laboratorium varian Mu mempunyai resistensi terhadap vaksin.

"Tapi, itu dalam konteks laboratorium, tidak dalam konteks epidemiologis. Tetapi, penyebarannya tidak sehebat penularan dari varian delta," kata dia. (Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya