Negara Rawan Gempa Tak Bisa Maju, BMKG: Mitos Belaka
- Istimewa
VIVA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut anggapan bahwa negara rawan bencana gempa dan tsunami tidak dapat maju dan berkembang hanyalah mitos belaka.
Menurut Dwikorita, dengan mitigasi yang tepat, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi negara maju. Terlebih didukung dengan letak geografis Indonesia dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah.
"Meskipun Indonesia rawan gempa dan tsunami, tapi Insya Allah dengan rahmat Allah SWT hal itu dapat kita mitigasi dengan kemajuan teknologi saat ini," ungkap Dwikorita dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 3 September 2021.
Dwikorita mengatakan, Indonesia tidak sendiri. Situasi rawan bencana juga dihadapi banyak negara lain seperti Jepang, New Zealand, dan Amerika Serikat. Namun, negara-negara tersebut mampu membuktikan kepada dunia bahwa mereka bisa menjadi negara maju dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang pesat.
Dwikorita menuturkan, kodrat Indonesia sebagai negara kepulauan yang rawan bencana gempa dan tsunami harus dijadikan motivasi bersama untuk memperkuat mitigasi bencana.
Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut mencontohkan gempa bumi yang menghantam Kota Kobe, Jepang tahun 1995 lalu. Faktanya, sebagian besar korban yang selamat itu karena pertolongan diri sendiri, yakni mencapai 34,9 persen.
"Sementara mereka yang selamat karena pertolongan keluarga sebanyak 31,9 persen, pertolongan teman atau tetangga 28 persen, pertolongan pejalan kaki 2,6 persen, pertolongan oleh tim penyelamat 1,7 persen, dan pertolongan lainnya hanya 0,9 persen," paparnya.
"Artinya, masyarakat Kobe sudah sangat siap menghadapi bencana, dan mereka yang paham mitigasi gempa memiliki peluang lebih besar untuk selamat," tambah Dwikorita.
Dukung Pembangunan Maluku
Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita juga menegaskan komitmen penuh BMKG untuk turut serta mendukung pembangunan infrastruktur di Maluku.
Seperti diketahui, saat ini Provinsi Maluku tengah berencana membangun Ambon New Port dan pelabuhan terintegrasi serta Fish Market di Negeri Waai, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah. Proyek pembangunan tersebut sebagai bagian dari upaya pemerintah menjadikan Maluku sebagai lumbung ikan nasional (LIN).
"Kami akan membantu memenuhi kebutuhan data dan informasi, termasuk pendampingan dalam pembangunan infrastruktur dengan memperhitungkan semua kejadian-kejadian yang mungkin terjadi di Provinsi Maluku," ujarnya.
"Proyek infrastruktur ini masuk dalam daftar proyek strategis nasional (PSN) yang sudah dicanangkan Bapak Presiden, jadi akan kami kawal betul agar kehadirannya bisa membawa banyak manfaat bagi masyarakat Maluku," tambah Dwikorita.
Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan bahwa Provinsi Maluku memiliki potensi kerawanan bencana alam seperti gempa bumi tektonik, tsunami serta gelombang tinggi. Karenanya Masyarakat Maluku harus dilatih untuk selalu waspada dan siaga apabila sewaktu-waktu terjadi bencana. Dengan begitu risiko dan kerugian dapat diminimalisasi sekecil mungkin.
"Tidak perlu menunggu peringatan dini tsunami atau sirine berbunyi. Begitu gempa kuat dirasakan, segera langsung lari menuju daerah dataran tinggi. Lakukan evakuasi mandiri," bebernya.
Ia mengatakan, bahwa Ia dan tim BMKG akan melakukan kunjungan ke Provinsi Maluku dalam rangka mencocokkan peta wilayah sebaran patahan yang ada di provinsi tersebut.
Selain itu, BMKG juga akan melakukan edukasi mitigasi kepada masyarakat, tokoh masyarakat, pemuka agama, TNI/Polri, siswa sekolah dan berbagai stakeholders lainnya agar dapat lebih memahami pentingnya mitigasi bencana.
Baca juga: Jokowi Lempar Bingkisan Jatuh ke Parit di Cirebon Dikritik Anggota DPR