Fahri: Oposisi di Ibu Kota Kayaknya Lebih Galak, di Senayan Kalem
- Media Center DPN Gelora Indonesia
VIVA – Keinginan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghelat hajatan Formula E mendapat penolakan dari Fraksi PDIP dan PSI di DPRD DKI. Penolakan itu bahkan sampai menggulirkan hak interpelasi dari dua fraksi tersebut.
Momen politik di Ibu Kota Jakarta rupanya mendapat perhatian dari eks Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah. Melalui akun Twitternya, @Fahrihamzah, pendiri Partai Gelora itu menyindir kalau oposisi di DPRD Ibu Kota tampaknya lebih galak ketimbang di DPR RI, Senayan.
Cuitan Fahri itu mengomentari netizen dengan akun @Densus722 yang menantang Fraksi PDIP dan PSI agar berani juga mempersoalkan dugaan kerugian negara lain dengan melapor ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Oposisi di ibukota kayaknya lebih galak ya…oposisi di senayan lebih kalem…kayaknya ada hujan lebat di tempat lain ada gerimis doang,{ tulis Fahri dengan emoticon tertawa yang dikutip VIVA, Kamis, 2 September 2021.
Sebelumnya, Fahri melalui akun Twitternya, kerap menyindir oposisi di parlemen Senayan yang dinilai tidak ada suara. Beberapa kali ia menyertakan tanda pagar atau tagar seperti #OposisiSontoloyo serta #OposisiPenakut.
Dalam salah satu cuitan sebelumnya, Fahri juga menulis oposisi yang sensi karena dikritik rakyat sepertinya. Ia heran lantaran oposisi yang malah menyuruh rakyat untuk mengkritik pemerintah selaku eksekutif.
Menurut Fahri, oposisi di parlemen seharusnya teriak lebih keras untuk membela rakyat. Alasannya tidak mempunyai risiko ketimbang rakyat sepertinya bila mengkritik pemerintah.
"Memang gw rakyat kok, Oposisi dikritik rakyat kok sensi? Oposisi kok suruh rakyat kritik eksekutif?Lah ente trus kerja apa?Harusnya wakil rakyat teriak lebih keras, kalian berantem kan tanpa resiko. kami? Kami ribut di sini kan karena kalian gak ribut sidang! Bisa kena ITE lagi!" tulis Fahri.
Pun, ia menyindir lewat cuitan lainnya agar jangan bangga dengan oposisi bila tidak punya nyali keberanian. Kata dia, jangan jadi oposisi karena lamaran ditolak sehingga dalam politik hanya bisa menunggu dan melihat atau wait and see.
"Gak usah bangga2in diri oposisi kalau sekedar mau dibilang oposisi. Punya nyali gak? Berani gak? Jangan jadi oposisi karena lamaran ditolak. Akhirnya wait and see gak ada terobosan berarti. Itu namanya #OposisiPenakut sebenarnya gak punya nyali hanya nebeng kekecewaan rakyat," tambah mantan politikus PKS itu.