Deretan Kronologi Dugaan Pelecehan Sesama Jenis di KPI Versi Korban MS

Ilustrasi pelecehan seksual pada pria/kekerasan.
Sumber :
  • Pexels/RODNAE Productions

VIVA – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sedang menjadi sorotan usai sebuah surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) viral di media sosial. Dalam surat yang disebarkan melalui WhatsApp itu, seseorang berinisial MS mengaku mengalami tindak pelecehan dan perundungan selama bekerja di KPI Pusat.

20 Tahun Tsunami Aceh, Ubaidillah Ajak Televisi dan Radio Masifkan Edukasi Kebencanaan

Peristiwa mengenaskan yang dilakukan oleh rekan kerja MS itu dilakukan selama bertahun-tahun, tepatnya sejak tahun 2011 sampai 2019. Berbagai upaya pun dilakukan oleh MS untuk menindaklanjuti kasus penindasan dan pelecehan yang dialaminya.

Berikut ini deretan kronologi kasus dugaan pelecehan dan perundungan yang terjadi di kantor KPI Pusat versi korban MS.

Ditegur Lagi karena Penampilannya, Ivan Gunawan Tantang KPI untuk Datang

1. Korban dirundung dan ditindas sejak awal bekerja di KPI

Dalam surat terbuka yang kini sudah tersebar di media sosial itu, MS mengatakan bahwa ia sudah mengalami penindasan tersebut sejak awal bekerja di sana, tepatnya tahun 2011. Sejak saat itu, ia terus menerima perundungan dari rekan kerjanya.

Paksa Anak Berkebutuhan Khusus Makan Daging Musang, Pelaku Mengaku Ingin Viral

“Sejak awal saya kerja di KPI Pusat pada 2011, sudah tak terhitung berapa kali mereka melecehkan, memukul, memaki, dan merundung tanpa bisa saya lawan. Saya sendiri dan mereka banyak,” tulis MS dalam pesan WhatsApp itu, Rabu, 1 September 2021.

2. Semakin parah dan menjurus ke arah kekerasan seksual

Tidak puas merundung MS selama bertahun-tahun, pada tahun 2015, MS mengalami perlakuan kekerasan dan pelecehan seksual oleh sejumlah rekan kerjanya. Mereka beramai-ramai menelanjangi dan melecehkan MS hingga mencoret alat kelamin korban menggunakan spidol.

“Kok bisa pelecehan jahat macam begini terjadi di KPI Pusat? Sindikat macam apa pelakunya? Bahkan mereka mendokumentasikan kelamin saya dan membuat saya tak berdaya melawan mereka setelah tragedi itu. Semoga foto telanjang saya tidak disebar dan diperjualbelikan di situs online,” ujarnya.

3. Bertahan demi keluarga

Meskipun kerap mengalami tindakan tidak menyenangkan, MS terpaksa harus bertahan di bekerja di KPI Pusat demi menafkahi keluarganya. Selama bertahun-tahun itu pula, ia mengalami trauma dan sering kali berteriak saat mengingat peristiwa itu.

“Kadang di tengah malam, saya teriak sendiri seperti orang gila. Penelanjangan dan pelecehan itu begitu membekas, diriku tak lagi sama usai kejadian itu,” tuturnya.

“Saya bertahan di KPI demi gaji untuk istri, ibu, dan anak saya tercinta,” jelas MS.

4. Sering sakit karena stres berkepanjangan

Mengingat peristiwa yang menimpanya, MS sering merasa stres. Akibat dari stres berkepanjangan itu, ia sering jatuh sakit. Pada Juli 2017, MS akhirnya melakukan pemeriksaan endoskopi. Hasilnya, ia mengalami hipersekresi cairan lambung akibat trauma dan stres.

5. Melapor ke Komnas HAM

Karena perundungan dan pelecehan yang tak terus dialaminya, ia pun memberanikan diri dan melaporkan apa yang dialaminya ke Komnas HAM melalui email pada 11 Agustus 2017. Namun, pada 19 September 2017, Komnas HAM menyarankan MS untuk membuat laporan ke Kepolisian.

Terkait laporan ini, Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara, membenarkan bahwa pihaknya memang menerima laporan MS. Tetapi, saat itu Komnas HAM menyarankan untuk melapor ke polisi karena ada indikasi perbuatan pidana.

6. Polisi dua kali tolak laporan MS

Tak tahan dengan perlakuan rekan kerjanya dan lelah karena sering jatuh sakit akibat stres, MS akhirnya pergi ke Polsek Gambir untuk membuat laporan polisi. Mirisnya, petugas yang menanggapi laporan MS malah tidak menganggap serius peristiwa yang dialami MS.

“Lebih baik adukan dulu saja ke atasan. Biarkan internal kantor yang menyelesaikan,” demikian tanggapan petugas yang menerima laporan MS.

Pada tahun 2020, ia kembali ke Polsek Gambir untuk kedua kalinya dengan harapan pelaku dapat segera dihukum dan dibuat jera atas apa yang dilakukannya. Namun, petugas masih tetap tidak menanggapi laporannya dengan serius.

7. Melapor ke atasan

Usai tidak kunjung mendapatkan keadilan dari berbagai pihak berwenang, MS akhirnya menjelaskan apa yang dialaminya ke atasan di tempat kerjanya. Sayangnya, ia hanya dipindahkan ke ruangan lain dan para pelaku tidak mendapatkan sanksi apapun.

Alih-alih mendapatkan keadilan, MS justru malah semakin dicibir dan ditindas oleh pelaku. Bahkan, perundungan itu semakin parah dan membuatnya semakin frustrasi.

8. Divonis mengalami PTSD

Buntut dari peristiwa mengenaskan yang dilakukan oleh rekan kerjanya pada tahun 2015, MS berkonsultasi ke psikolog di Puskesmas Taman Sari atas saran dan dukungan keluarga. Hasilnya, ia divonis mengalami post traumatic stress disorder (PTSD).

9. Membuat surat terbuka untuk Presiden Jokowi

Pada Rabu, 1 September 2021 kemarin, atas saran dari temannya, MS akhirnya menuliskan surat terbuka untuk meminta tolong kepada Presiden Jokowi. Dalam judul surat itu, ia mengaku sudah tidak lagi kuat dirundung dan dilecehkan.

“Tolong Pak Jokowi, saya tak kuat dirundung dan dilecehkan di KPI, saya trauma buah zakar dicoret spidol oleh mereka,” tulis MS.

10. Tanggapan Ketua KPI Pusat

Ketua KPI Pusat, Agung Suprio, memberikan tanggapan terkait kasus dugaan pelecehan dan perundungan yang dilakukan oleh pegawainya. Dalam pernyataannya, ia mengatakan pihaknya akan melakukan investigasi internal dan mendukung aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti kasus tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya