Desak Polri Buru Pembocor Data eHAC, Sahroni: Lebih Penting dari Mural

Wakil Ketua Komisi III DPR RI asal Fraksi Partai NasDem Ahmad Sahroni
Sumber :
  • VIVA/Anwar Sadat

VIVA – Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, mengaku heran terkait dugaan kebocoran 1,3 juta data pengguna aplikasi electronic-Health Alert Card (eHAC) Kemenkes. Sahroni dengan tegas mempertanyakan perbaikan sistem pengamanan digital yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta di Indonesia selama ini.

Usulan PDIP Soal Polri di Bawah TNI atau Kemendagri Dianggap Aneh

"Saya melihat kebocoran data di Indonesia ini masih tidak ada perubahan, baik swasta maupun pemerintah. Ada saja dara yang bocor dari BPJS, pinjol, nasabah bank, sekarang data eHAC. Ini jadi PR yang benar-benar serius buat kita semua, agar meningkatkan upaya pengamanan data pribadi penduduk," kata Sahroni kepada wartawan Kamis 2 September 2021.

Sahroni juga meminta Bareskrim Polri agar segera mengusut tuntas, aktor di balik pembocor data eHAC. Mengingat data yang bocor adalah data pribadi lengkap yang sangat penting milik masyarakat.

Kunker ke Makassar, Once Mekel DPR Soroti Fenomena Perundungan di Sekolah

"Sekarang ini bocornya mulai dari nomor KTP, paspor, data tes COVID, nomor HP, pekerjaan, bahkan alamat rumah dengan lengkap. Bareskrim Polri harus segera usut tuntas, karena kalau tidak segera, khawatir data penting ini disalahgunakan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab," ujar Sahroni.

Selain itu, Sahroni juga menegaskan bahwa pemburuan atas pembocor data eHAC ini lebih penting dari pada memburu pembuat mural yang juga tengah ramai akhir-akhir ini. Diharapkan Polri segera menemukan pelaku yang membocorkan data eHAC ini.

2.000 Lebih Aparat Gabungan Diterjunkan Kawal Reuni Akbar Persaudaran Alumni 212

"Siber Polri betul-betul harus fokus menangani hal ini, kalau perlu kerahkan tim khusus untuk buru pembocor data eHAC ini. Buat saya, mencari pembocor data penting rakyat lebih penting daripada memburu pembuat mural," ujar Sahroni.

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Kesehatan atau Kemenkes baru saja membuat pernyataan, terkait riset vpnMentor yang mengaku menemukan kebocoran data pribadi yang terjadi di aplikasi electronic Health Alert Card atau eHAC.

Kemenkes mengatakan, bahwa dugaan kebocoran data terjadi di aplikasi eHAC versi lama. "Kebocoran data terjadi di aplikasi eHAC yang lama, yang sudah tidak digunakan lagi sejak Juli 2021 sesuai dengan surat edaran Kemenkes tentang digitalisasi bagi pengguna transportasi yang terintegrasi di PeduliLindungi," ujar Kapusdatin Kemenkes, Anas Ma'ruf dalam konferensi pers virtual, Selasa 31 Agustus 2021.

Baca juga: Bareskrim Polri Bantu Selidiki Dugaan Kebocoran Data Pengguna eHAC

Cagub-Cawagub Jakarta Nomor Urut 3, Pramono Anung-Rano Karno Bersama Tim Pemenangan

Timses Pram-Doel: Kami Merasakan TNI-Polri Menjaga Netralitas dalam Pilkada Jakarta

Tim sukses Pramono Anung dan Rano Karno mengapresiasi profesionalitas TNI dan Polri di Pilkada Jakarta 2024 sehingga Pilkada berjalan kondusif dan lancar.

img_title
VIVA.co.id
1 Desember 2024