Pemanfaatan Media Massa Dinilai Penting Bentuk Citra Lembaga
- U-Report
VIVA – Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Ditjen Aptika Kominfo RI) bekerjasama dengan DPR RI mengadakan acara webinar literasi digital Kominfo dengan Tema "Pemanfaatan Media Massa Untuk Pembentukan Citra Positif Lembaga”, Rabu, 1 September 2021.
Melalui Webinar Literasi Digital, Ditjen Aptika Kominfo ingin mengedukasi peserta webinar yang terdiri dari berbagai penggiat teknologi informasi digital seperti para aktivis, media sosial, blogger dan jurnalis yang tersebar di berbagai media online menyadari pentingnya bijak dalam berteknologi dan mendorong generasi muda untuk berinovasi dan berkreasi dalam dunia digital sesuai passion masing-masing.
Dirjen Aptika Kominfo Samuel A Pangerapan dalam sambutannya menyampaikan kehadiran pandemi dan pesatnya perkembangan ekonomi telah mengubah aktivitas kita dalam beraktivitas dan bekerja. Kehadiran teknologi sebagai bagian kehidupan masyarakat inilah yang semakin mempertegas bahwa kita sedang menghadapi era disrupsi teknologi.
"Untuk menghadapi hal tersebut kita semua harus mempercepat kerjasama dalam mewujudkan agenda reformasi digital di Indonesia. Salah satu pilar tertinggi untuk mendukung transformasi digital menciptakan masyarakat digital dimana tingkat kemampuan literasi digital menjadi peranan yang sangat penting," katanya.
Salah satu pembicara yakni Anggota Komisi I DPR RI, Hillary Brigitta Lasut menyampaikan bahwa pemanfaatan media massa untuk pembentukan citra positif bagi lembaga sangat dibutuhkan di era digitalisasi.
"Bagaimana media konvensional tetap bertahan dan bisa bersaing dengan media digital juga harus dipikirkan karena media massa baik konvensional maupun digital saat ini merupakan kebutuhan masyarakat dalam mengakses segala bentuk informasi," ucapnya.
Hillary memaparkan bahwa media massa terbagi menjadi tiga yaitu media cetak, elektronik, dan online. Menurutnya media massa merupakan bentuk kemajuan teknologi informasi dan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan masyarakat. Setiap lembaga akan berbondong-bondong memanfaatkan media digital untuk menyosialisasikan kegiatan agar terbentuk opini publik melalui media massa.
"Selain itu media massa juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah," katanya.
Wasekjen DPP Partai NasDem Jakfar Sidik mengatakan, sejarah manusia adalah sejarah komunikasi. Fungsi media massa terbagi menjadi lima yaitu mendidik (informasi akurat), menghibur (showbiz, entertainment), mempengaruhi (bersifat netral), menyampaikan informasi dan mengoreksi.
"Media massa memiliki peran dalam membentuk dan mengubah persepsi dan juga opini masyarakat, mengkonstruksi wacana baru sehingga melahirkan paradigma dan juga perilaku masyarakat. Media massa merupakan mimpi buruk bagi pemerintahan/lembaga yang berkinerja buruk dan kawan sejalan bagi lembaga yang berkinerja baik," ujarnya.
Ia pun memaparkan berdasarkan survei Kompas, citra TNI naik hingga 94 persen sedangkan citra DPR menjadi yang terendah. Dari survei tersebut, ia pun memyebut bahwa bisa diambil kesimpulan bahwa membangun citra positif lembaga haruslah berdasarkan kinerja dan juga manfaat yang dirasakan oleh stakeholder lain.
"Sebagai contoh lembaga DPR selalu mendapatkan citra negatif di tengah anggota masyarakat. Harus ditelusuri apakah anggota DPR itu bekinerja buruk secara personal atau kolektif," katanya.
Pemerhati Media Engelbertus Tatibi memaparkan bahwa saat ini media massa menjadi penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Media massa menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
Kemudahan akses dalam mendapatkan informasi menjadi alasan masyarakat untuk lebih memilih media massa dalam mencari berbagai informasi yang dibutuhkan.
"Karakteristik media massa terbagi menjadi lima yaitu bersifat melembaga, bersifat satu arah, meluas dan serempak, memakai peralatan teknis dan mekanis, dan bersifat terbuka. Untuk membentuk citra di media massa dan mendapatkan kepercayaan publik, perusahaan atau lembaga harus dikenal terlebih dahulu oleh masyarakat," katanya.
Baca juga: Polisi Dua Kali Tolak Laporan Korban Dugaan Pelecehan Seks Pegawai KPI