Panas, Irma ke Haikal Hassan: Nggak Usah Banyak Ngomong Ente!
- tvOne
VIVA – Penegakan hukum dalam perkara kerumunan massa saat pandemi COVID-19 dinilai belum adil dan masih tebang pilih. Hukuman bagi pemicu kerumunan dianggap hanya berlaku untuk pihak yang berseberangan dengan pemerintah.
Demikian dibahas dalam acara Catatan Demokrasi tvOne dengan tema 'Hukum Tebang Pilih di Negeri Demokrasi'. Hadir sebagai pembicara seperti politikus Nasdem Irma Suryani Chaniago, sosiolog Musni Umar, dan Sekretaris Habib Rizieq Shihab (HRS) Center, Haikal Hassan.
Dalam tema kali ini terjadi perdebatan sengit antara Irma Suryani dengan Haikal Hassan di salah satu sesi diskusi. Keduanya saling sanggah terkait kerumunan terkait HRS seperti di Petamburan Jakarta hingga saat Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke daerah.
Awalnya, Irma diberikan kesempatan untuk menjelaskan terkait perkara kerumunan. Ia menyoroti HRS selaku tokoh seharusnya cepat mengakui terpapar COVID-19 sehingga tak jadi kehebohan berujung perkara hasil swab tes di RS Ummi, Bogor.
Pun, ia menyebut kerumunan di Bandara Soetta saat menjemput kedatangan HRS dari Arab Saudi itu karena ada pantia yang dipersiapkan menyambut. Kata dia, beda kerumunan massa pendukung HRS di Soetta dengan Jokowi ketika kunker ke daerah.
"Berbeda ketika Jokowi datang ke NTT. Jadi, nggak bisa disamain. Hanya orang bodoh saja yang menyamain gitu. Karena dia tidak melihat UU ITE itu harus ada unsur ajakan di situ. Kalau nggak ada unsur ajakan ya nggak bisa," kata Irma dikutip VIVA pada Kamis, 2 September 2021.
Dia meminta agar pihak yang berseberangan dengan pemerintah bisa memberikan diskursus yang benar kepada masyarakat. "Jangan kita tidak suka ke pemerintah kemudian kita hujat seenak-enak udel," tutur eks Anggota DPR tersebut.
Setelah Irma paparkan argumennya, presenter Andromeda Mercury memberikan slide gambaran terkait kerumunan di berbagai daerah. Kerumunan itu saat kunker Presiden Jokowi ke daerah hingga masyarakat yang membludak dan abai protokol kesehatan demi antre vaksinasi COVID-19.
Baca Juga: Debat Panas, Fadli Zon ke Kapitra: Saya Tanya, Anda Lawyer?
Irma pun menjawab kalau kerumunan karena masyarakat mau vaksinasi beda konteks. Menurutnya, tak bisa disamakan dengan kerumunan dalam perkara HRS.
"Harus bisa dibedakan juga. Jangan sembarangan tuduh-tuduh masyarakat kerumunan ingin mencelakakan dirinya sendiri. Ini untuk sehat ini," ujar Irma.
Haikal coba menanggapi omongan Irma secara singkat. "Nggak ada salahnya di mata bu Irma," tutur Haikal seraya tertawa.
"Nggak, oh nggak, babe. Ini saya menyatakan antusiasme masyarakat untuk sehat. Walaupun, kemudian ada keabaian di situ," kata Irma.
Dia mengatakan dengan merujuk peristiwa kerumunan itu maka saat ini mesti memberikan informasi yang benar ke masyarakat. "Tapi, itu bukan tebang pilih. Kita bicarakan soal ini tebang pilih. Beda dong konteksnya," ujar Irma.
Dia kemudian bilang kerumunan karena vaksinasi tidak direncanakan. Tapi, lagi-lagi, ia membandingkan dengan kerumunan di Bandara Soetta saat menjemput HRS.
"Beda ketika HRS kumpul-kumpul di bandara. Itu direncanakan. Ada panitianya. UU ITE-nya menyatakan kalau itu direncanakan, maka itu membahayakan," kata Irma.
"Bu Irma, Bu Irma, panitianya siape?" tanya Haikal.
"Salah satunya kan ente," jawab Irma.
Haikal yang dapat giliran bicara pun menanggapi Irma. Ia menyindir Irma dalam acara kali ini bicara sok tahu yang luar biasa.Â
Haikal membantah pernyataan Irma soal panitia hingga ajakan untuk menjemput HRS di Bandara Soetta.
"Satu, tidak ada panitia yang dibentuk. Tidak ada. Dua, tidak ada seruan untuk sambutlah, jemputlah, tidak. Bahkan, Habib Rizieq berkata jangan ada kerumunan!" jelas Haikal.
Dia menambahkan imbauan agar tak ada kerumunan juga sudah disampaikan untuk acara di Petamburan Jakarta dan Megamendung Bogor. Sebab, saat acara pernikahan putri HRS di Petamburan hanya mengundang tamu terbatas.
"Ini Bu Irma nggak update ya. Pada waktu kondangan, nomor berapa sampe nomor berapa disuruh datang jam berapa," kata Haikal.
Irma lalu coba memotong Haikal agar menyudahi bicaranya.
"Sudah?" tutur Irma.
"Belum!" jawab Haikal dengan nada keras.
Dia menjelaskan saat acara pernikahan putri HRS di Petamburan jelas ada undangan sesuai nomor. Dengan demikian tak ada imbauan massa agar datang ke Petamburan.
"Jadi, nggak pernah diimbau untuk datang. Nggak, nggak ada," ujarnya.
"Terus Bandara yang nyambut. Panitianya ente. Buset, nggak ada. Nggak ada panitia," tutur Haikal.
Belum selesai Haikal bicara, Irma langsung memotongnya. Ia menuding Haikal anggota Front Pembela Islam (FPI), ormas yang dipimpin HRS tapi sudah dibubarkan pemerintah.
"Sudah lah Haikal Hassan. Ente FPI tapi tidak mau ngaku FPI," tutur Irma.Â
"Jadi, nggak usah banyak ngomong ente dengan saya!" lanjut Irma dengan nada tinggi.Â
Haikal meminta Irma agar tidak memotongnya dan bicara sebaiknya bergantian.
"Sebentar, sebentar. Katanya gantian, katanya gantian," tutur Haikal.
Haikal menjawab tuduhan Irma terhadapnya soal anggota FPI. Dia menegaskan dirinya bukan anggota FPI. Sebab, setiap anggota FPI itu mulai pengurus sampai anggota biasa memiliki pengangkatan Surat Keputusan alias SK.Â
"Kenapa saya bilang bukan, karena saya belum pernah diangkat. Belum ada SK," kata Haikal.
Lantaran diskusi menyinggung FPI, presenter meminta agar Irma dan Haikal fokus dengan tema terkait kerumunan.
"Ah, itu hanya ngeles saja," ujar Irma.
"Mana SK-nya, mana SK-nya," jawab Haikal merespons Irma.
"Ngeles dia. Seluruh Indonesia tahu kalau dia FPI," tutur Irma.
"Mana SK-nya. Ini organisasi," kata Haikal.
Melihat diskusi di luar tema kerumunan, presenter pun coba menyudahi sesi perdebatan antara Irma dengan Haikal. Presenter kemudian memberikan giliran bicara untuk Musni Umar.