Profil Viktor Laiskodat, Gubernur NTT yang Gelar Pesta Saat PPKM
- partainasdem.id
VIVA – Viral video sebuah acara pesta meriah di Pulau Semau, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dihadiri oleh Gubernur NTT Viktor Laiskodat. Yang membuat geger dan menuai polemik adalah lantaran tampak kerumunan dan pelanggaran protokol kesehatan.
Diketahui, pesta tersebut merupakan pengukuhan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) NTT yang digelar pada Jumat, 27 Agustus 2021 lalu di Pantai Wisata Otan, Desa Otan, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang.
Selain Gubernur NTT, ada pula Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi serta hampir seluruh Bupati dan Wali Kota se-NTT. Dalam acara yang juga dimeriahkan oleh artis lokal itu, tampak beberapa kepala daerah justru ikut bernyanyi tanpa memerhatikan protokol kesehatan.
Profil Gubernur NTT
Viktor Bungtilu Laiskodat atau Viktor Laiskodat merupakan Gubernur NTT periode 2018-2023 yang lahir di Oenesu, Kupang Barat, Kupang, NTT pada 17 Februari 1965 dari pasangan Lazarus Laiskodat dan Orpha Laiskodat Kase.
Pria berusia 56 tahun itu menghabiskan masa kecil hingga remajanya di Kupang. Ia merupakan lulusan dari Sekolah Tinggi Ilmu Hukum.
Sebelum menjabat sebagai Gubernur, ia merupakan seorang anggota DPR RI Fraksi Nasional Demokrat periode 2014-2018. Viktor terpilih menjadi anggota DPR RI dari Partai Nasdem dari daerah pemilihan NTT II pada pemilihan umum legislatif 2014 dan ditunjuk menjadi Ketua Fraksi Partai Nasdem.
Sebelum terjun ke dunia politik, ia merupakan seorang konsultan hukum dan pengacara di firma hukum miliknya, yakni Viktor B. Laiskodat Law Firm. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai direktur di PT Elok Kurnia Sejati.
Kariernya di dunia politik dimulai saat bergabung dengan Partai Golkar. Akan tetapi, saat usia 45 tahun, Viktor akhirnya memilih untuk meninggalkan partai yang telah membesarkan namanya itu dan berlabuh ke Partai Nasdem.
Pada tahun 2017, Viktor Laiskodat pernah tersandung masalah terkait pidatonya yang mengatakan bahwa Gerindra, PKS, PAN, dan Demokrat mendukung adanya khilafah di Indonesia. Kendati pernah tersandung masalah, ia tetap terpilih menjadi Gubernur NTT bersama Josef Nae Soi.
Dalam pemilihan itu, pasangan yang didukung oleh Partai Nasdem, Hanura, Golkar, dan PPP ini unggul dari tiga calon lainnya dan memperoleh lebih dari 830 ribu suara.