Kemenkes Ungkap Cara Masyarakat Bisa Akses Vaksin Nusantara
- Instagram @dr_moeldoko
VIVA – Vaksin Nusantara dipastikan Kementerian Kesehatan tak dapat dikomersialkan. Hal ini guna menjawab soal Vaksin Nusantara yang  belakangan ramai dikabarkan vaksin itu dibeli oleh Turki sebanyak 5,2 juta dosis.Â
"Sel dendritik bersifat autologus artinya dari materi yang digunakan dari diri kita sendiri dan untuk diri kita sendiri, sehingga tidak bisa digunakan untuk orang lain. Jadi, produknya hanya bisa dipergunakan untuk diri pasien sendiri," ucap Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi kepada wartawan, Dikutip Minggu, 29, Agustus 2021.
Nadia menjelaskan, kalau Vaksin Nusantara bisa diakses masyarakat dalam bentuk pelayanan berbasis penelitian secara terbatas. Penelitian itu berdasar nota kesepahaman atau MoU antara Kemenkes dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), serta TNI Angkatan Darat pada bulan April lalu terkait dengan 'Penelitian Berbasis Pelayanan Menggunakan Sel Dendritik untuk Meningkatkan Imunitas Terhadap Virus SARS-CoV-2'.Â
Baca juga:Â Polisi Dalami Niat Olivia Jensen Bikin Konten Lecehkan Merah Putih
"Masyarakat yang menginginkan Vaksin Nusantara atas keinginan pribadi nantinya akan diberikan penjelasan terkait manfaat hingga efek sampingnya oleh pihak peneliti. Kemudian, jika pasien tersebut setuju, maka Vaksin Nusantara baru dapat diberikan atas persetujuan pasien tersebut," kata dia lagi.
Sebelumnya diberitakan, Vaksin Nusantara ciptaan mantan menteri kesehatan Letjen (Purn) TNI Terawan Agus Putranto ternyata dilirik oleh negara luar. Hal ini disampaikan oleh Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular UNAIR (Universitas Airlangga) Prof drh Chairul Anwar Nidom dalam obrolan di youtube channel Siti Fadilah Supari.
"Saya dengar katanya Turki sudah memesan sebanyak 5,2 juta dosis," ujar Nidom dalam diskusi di Youtube itu seperti dikutip VIVA, Kamis 26 Agustus 2021.
Siti Fadilah diketahui menjadi salah satu relawan vaksin nusantara ciptaan dokter Terawan. Selain dia, ada juga deretan pejabat yang disuntik, dari Aburizal Bakrie, AM Hendropriyono, Gatot Nurmantyo hingga yang terbaru yakni Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.