COVID-19 Jabar Terkendali, RK: Jangan Euforia, Jangan Sampai Ditikung

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adi Suparman

VIVA – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengungkapkan laju penyebaran COVID-19 di daerah yang dipimpinnya mulai terkendali. Dia meminta masyarakat jangan terkecoh dengan penurunan level pada perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Respons Jokowi soal Ridwan Kamil Kalah dengan Pramono Versi Quick Count Sementara

"Mayoritas situasi kita terkendali. Kasus aktif di Jawa Barat itu hanya empat persen dari total kasus. Jadi, total kasusnya 686 ribu, yang masih aktif 27 ribu, sudah turun 15 ribuan," ujar Ridwan Kamil dalam konferensi virtual, Jumat 27 Agustus 2021.

Ridwan melanjutkan, pemulihan data laju kasus aktif lama tengah dilakukan. Salah satunya di antaranya dengan sinkronisasi data kasus Kota Depok yang saat ini tengah mengalami penurunan.

Sindiran PDIP ke Riza Patria: Pelanggaran itu Diproses Hukum, bukan Disayembarakan

"Tiga hari terakhir ada data dari Depok dalam waktu bersamaan kesembuhan Depok besar sekali rata-rata 10 ribuan, malah kasus aktifnya turun sampai minus 15 ribu. Dan, kalau turun lagi, maka Jawa Barat tidak lagi (ada) kasus tertinggi beda dengan Jawa Tengah," ujarnya.

Menurutnya, penekanan kepatuhan prokes di tengah PPKM berhasil memutus rantai penularan. Hal ini merujuk menurunnya tingkat keterisian pasien COVID-19 di masing-masing rumah sakit.

Kubu RK Bantah Kirim Karangan Bunga ke Pramono-Rano: Bisa Jadi Rano Karno

Pun, ia meminta warga Jabar agak tidak euforia berlebihan di tengah menurunnya kasus positif. Ia tak mau warga euforia sehingga berpotensi angka kasus naik dan pencapaian Jabar kalah oleh daerah lain.

"Keterisian rumah sakit kita hanya 19 persen. Kemudian tingkat kepatuhan bagus. Jangan euforia, jangan sampai ditikung. Kesimpulannya tidak ada lonjakan yang ada itu verifikasi data yang masih terus dilakukan," tuturnya.

Kemudian, ia meminta satgas pusat untuk menggunakan data kasus aktif baru dalam mengkalkulasikan level kewaspadaan. Tujuannya agar menghasilkan data realistis.

"Kami mengusulkan kalau yang diverifikasi kasus lama jangan dijadikan dasar untuk menghitung level kewaspadaan di hari ini," ujarnya.

Dia menyebut, masih ada beberapa daerah dengan prosentase yang masih tinggi sepertu Kabupaten Tasikmalaya, Subang, dan Indramayu. "Kemudian juga kapasitas tracing stabil di 16 ribu per harian, kesembuhan luar biasa diatas Nasional," jelasnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya