5 Fakta di Balik Teror Bom Bunuh Diri di Afghanistan oleh Anggota ISIS
- Sayed Khodaiberdi Sadat/Anadolu Agency via Getty Images
VIVA – Serangan bom dahsyat terjadi di Kabul, Afghanistan pada Kamis, 26 Agustus 2021. Dalam teror bom bunuh diri di Afghanistan itu, pelaku diduga menggunakan rompi yang berisi bom bunuh diri.
Diketahui, bom tersebut meledak beberapa jam setelah negara-negara Barat memberikan peringatan kepada orang-orang untuk menjauh dari bandara. Pasalnya, saat itu memang terdapat potensi dan ancaman serangan oleh afiliasi ISIS di sana, yakni ISIS-K.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini fakta-fakta terkait bom bunuh diri di Afghanistan yang membuat heboh dunia.
1. Terjadi di luar bandara Kabul
Ledakan pertama pada pukul 18.00 waktu setempat terjadi dekat dengan Hotel Baron yang terletak di sekitar Bandara Internasional Hamid Karzai. Oleh pemerintah Inggris, hotel tersebut digunakan untuk memproses warga sipil Afghanistan yang ingin masuk ke Inggris.
Diikuti dengan suara tembakan, ledakan kedua terjadi di dekat Gerbang Biara, yakni gerbang menuju bandara di mana pasukan Amerika Serikat (AS) sedang bertugas untuk menyaring warga sipil yang ingin masuk ke dalam bandara.
2. Korban mencapai 60 orang
Dalam aksi teror yang terjadi di ibu kota Afghanistan itu, setidaknya 60 warga Afghanistan dan 12 tentara AS yang menjadi korban tewas. Kendati demikian, pihak militer AS menyampaikan korban luka akibat bom ini diperkirakan masih banyak.
“Saat ini, kami mengetahui 12 anggota militer AS tewas dalam serangan itu dan 15 anggota lainnya terluka,” ujar komandan Komando Pusat AS, Jenderal Korps Marinir Kenneth McKenzie Jr, dikutip dari Aljazeera, Jumat, 27 Agustus 2021.
3. ISIS adalah dalang di balik aksi teror itu
Pemerintah AS percaya bahwa ISIS adalah dalang di balik aksi brutal di Afghanistan. Menurut laporan Mirror, seorang pelaku dari ISIS yang bertanggung jawab atas ledakan itu bernama Abul Rehman Al-Loghri.
Disebutkan, ia merupakan seorang anggota dari ISIS-K, yakni jaringan regional ISIS yang beroperasi di Afghanistan dan Pakistan. Sementara itu, seorang pelaku lainnya yang juga merupakan anggota organisasi ekstrimis itu belum diungkapkan.
4. Joe Biden mengancam untuk balas dendam
Presiden AS Joe Biden tidak terima dengan teror bom bunuh diri yang menewaskan 13 tentaranya. Dalam sebuah pernyataan, Biden mengancam akan balas dendam dan memburu dua orang anggota dari kelompok ISIS yang menjadi dalang di balik tragedi itu.
“Kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayar!” demikian kata Biden dalam pernyataannya, dikutip dari The Guardian, Jumat, 27 Agustus 2021.
Dalam kesempatan yang sama, Biden juga mengatakan bahwa ia bersumpah akan membalas serangan teror itu. Ia menegaskan, tidak ada maaf bagi pihak yang mencoba membahayakan AS.
“Kepada mereka yang melakukan serangan ini serta siapapun yang ingin membahayakan Amerika, ketahuilah kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan lupa,” ujarnya.
5. Sejumlah negara tidak melanjutkan evakuasi
Bom bunuh diri di Afghanistan itu rupanya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nasib ribuan warga sipil yang seharusnya dievakuasi ke negara lain. Sebelum serangan terjadi, sejumlah negara telah mengumumkan bahwa mereka tak lagi bisa mengadakan penerbangan.
Sejumlah negara itu adalah Jerman, Belanda, Kanada, dan Turki. Namun, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengatakan bahwa pihaknya tetap akan melanjutkan evakuasi warga sipil ke Inggris.