Mayjen Tugas: Angka Hunian RSDC Wisma Atlet Tinggal 12,69 Persen

Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.
Sumber :
  • ANTARA/ Muhammad Zulfikar.

VIVA – Upaya keras semua pihak untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 menunjukkan tanda-tanda keberhasilan. Terbukti, angka hunian Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran tinggal 12,69 persen dengan jumlah pasien 1.002 orang. Protokol kesehatan diharapkan tetap dilaksanakan semua pihak secara disiplin sehingga kasus COVID-19 terus melandai agar kehidupan normal kembali hadir.

Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran Mayjen TNI Tugas Ratmono menyampaikan hal tersebut kepada wartawan, Kamis, 26 Agustus 2021.

“Alhamdulillah sudah menurun terus kasusnya. Saat ini pasien COVID-19 di Wisma Atlet sebanyak 1.002 orang dengan angka hunian 12,69 persen,” katanya.

Jumlah pasien 1.002 orang adalah angka terendah sejak Juni 2021. Puncak jumlah pasien harian terjadi pada 30 Juni 2021 yaitu 7.167 pasien. Kapasitas hunian RSDC Wisma Atlet Kemayoran adalah 7.894 bed. 

Fluktuasi jumlah pasien harian RSDC Wisma Atlet Kemayoran menjadi salah satu indikator situasi Covid-19 di Indonesia. Ini karena RSDC Wisma Atlet Kemayoran adalah rumah sakit COVID-19 terbesar di Indonesia.

“Jika kasus COVID-19 naik pasti jumlah pasien di Wisma Atlet naik. Demikian juga sebaliknya,” kata Mayjen Tugas Ratmono yang juga menjabat Kepala Pusat Kesehatan TNI.

Sejumlah faktor berperan penting dalam turunnya kasus COVID-19. Tingkat kepatuhan untuk menjalankan protokol kesehatan meningkat seiring dengan berbagai kebijakan termasuk Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat sejak 3 Juli 2021 dan masih berlaku hingga sekarang di Jawa Bali.

“Tingkat kepatuhan untuk menjalankan protokol kesehatan itu adalah area hulu untuk mencegah penularan COVID-19. Kita sendiri adalah fasilitas kesehatan atau rumah sakit di area hilir yang bertugas merawat pasien COVID-19 sehingga penularan lebih lanjut bisa dicegah. Semoga antara hulu dan hilir terjaga,” terang Mayjen Tugas.

Faktor angka vaksinasi COVID-19 yang terus meningkat juga berperan penting dalam mencegah penularan. Orang yang divaksin akan memiliki daya tahan lebih baik dibandingkan dengan yang tidak divaksin.

“Vaksinasi terus dipercepat agar terbentuk kekebalan kelompok sehingga angka penularan menurun,” ujar dokter militer asal Kebumen Jawa Tengah ini.

INFOGRAFIK: PBB Puji Keberhasilan Indonesia Atasi Covid-19

Meski mengalami penurunan tajam, Mayjen Tugas Ratmono mengharapkan semua pihak untuk tidak lengah. Berkaca dari data-data sebelumnya kelengahan membuat COVID-19 kembali melonjak.

“Varian baru bisa muncul seperti halnya varian delta yang memicu lonjakan kasus COVID-19. Maka hal terpenting adalah patuh untuk menjalankan protokol kesehatan. Ini tugas kita semua untuk bahu membahu memutus mata rantai penularan COVID-19,” kata alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada tahun 1990 ini.

'Mainan' di Rutan KPK, Cabup Pekalongan Dilempar Tongkat dan Asal-usul COVID-19

RSDC Wisma Atlet Kemayoran sendiri sampai saat ini tetap siaga untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. Maka kapasitas tetap disiagakan sebanyak 7.894 bed.

“Saat ini kita melakukan konsolidasi pada tenaga kesehatan. Evaluasi kita lakukan dengan tujuan agar pelayanan di sini semakin baik.”

Misteri Asal-usul COVID-19 Mulai Terkuak, Ini Temuan Para Ilmuwan

Mayjen Tugas yakin jika semua pihak kompak menjalankan protokol kesehatan seiring dengan meningkatnya vaksinasi, pandemi akan segera usai.

Baca juga: Luhut: Semua Kehidupan Kita Akan Selalu Bersama PeduliLindungi

Virus Corona atau Covid-19.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Indonesia once faced the challenges of the Covid-19 pandemic. As part of an effort to provide early prevention it, can be done by an app.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2024