Menkes Beberkan 3 Strategi Hidup Berdampingan dengan COVID-19
- Youtube/Sekretariat Presiden
VIVA – Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengemukakan tiga strategi hidup berdampingan bersama epidemi COVID-19, yang bertujuan untuk menyeimbangkan kehidupan yang sehat serta bermanfaat secara ekonomi.
"Untuk hidup bersama pandemi ada beberapa arahan Bapak Presiden Joko Widodo yang perlu segera kami tindak lanjuti," kata Budi Gunadi Sadikin saat hadir secara virtual menyampaikan keterangan pers melalui YouTube Sekretariat Presiden yang dipantau dari Jakarta, Senin malam.
Budi mengatakan strategi tersebut menyasar sejumlah sektor kebijakan, di antaranya protokol kesehatan berbasis teknologi informasi, testing dan tracing serta perawatan.
Pada sektor protokol kesehatan, kata Budi, hal terpenting adalah perilaku disiplin masyarakat dalam menyikapi pembukaan sejumlah akses ruang publik secara bertahap di perkotaan.
"Kami sudah bekerja sama dengan beberapa asosiasi dan beberapa perkumpulan untuk mulai menyusun protokol kesehatan berbasis teknologi informasi," katanya.
Teknologi yang dimaksud adalah aplikasi PeduliLindungi yang akan dipakai secara nasional untuk membantu menjaga implementasi protokol kesehatan berbasis teknologi informasi.
Ia mengatakan protokol kesehatan tersebut diimplementasikan pada aktivitas perdagangan modern maupun tradisional, transportasi darat, laut, udara, tempat kerja seperti industri maupun perkantoran.
Selain itu, aplikasi PeduliLindungi juga diterapkan pada aktivitas pariwisata seperti pertandingan sepak bola atau konser musik, juga kuliner dan restoran.
"Protokol kesehatan juga digunakan di bidang pendidikan, baik SD, SMP, SMA, universitas, serta protokol kesehatan yang paling penting di acara atau hari keagamaan, ritual-ritual keagamaan yang tiap minggu atau hari raya besar," katanya.
Budi mengatakan strategi kedua adalah kegiatan pengetesan dan penelusuran yang akan diperkuat secara terarah, sehingga tepat sasaran.
"Nanti pengetesan dan penelusuran ini harus terarah. Tidak secara massal, benar-benar yang butuh atau istilahnya para ahli kesehatan adalah pengetesan epidemiologi, bukan pengetesan untuk skrining," katanya.
Strategi pengetesan yang dilakukan, kata Budi, mengarah pada suspek dan orang dengan kontak erat yang bergejala. "Bukan semua orang dites karena mau melakukan aktivitas tertentu," katanya.
Strategi ketiga, kata Budi, adalah perawatan atau terapeutik pada pasien COVID-19 di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan.
"Bapak Presiden memberikan arahan secara spesifik bahwa nantinya harus ada perawatan untuk layanan primer isolasi dengan pengobatan-pengobatan dasar. Sehingga, rumah sakit hanya diisi dengan kasus-kasus kritis dan berat," ujarnya.
Ia mengatakan Kemkes juga melakukan kajian untuk memfokuskan perawatan pasien kritis bergejala berat di rumah sakit serta mengurangi tingkat kematian yang saat ini masih relatif tinggi.
"Kita mendorong layanan primer, baik di Puskesmas atau klinik untuk merawat orang-orang yang hanya perlu isolasi atau pengobatan ditahap dasar," katanya. (Ant/Antara)
Baca juga: Menkes: Indonesia Peringkat 9 Terbanyak Suntikan Vaksin COVID-19