Biografi dr Gunawan Mangunkusumo, Salah Satu Tokoh Penting Budi Utomo
- Kemendikbud.
VIVA – Nama dr Cipto Mangunkusumo tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Namun, tahukah kamu bahwa ia memiliki adik bernama Gunawan Mangunkusumo yang sama-sama memiliki pengaruh semasa hidupnya? Dalam artikel ini, VIVA akan mengulas biografi dr Gunawan Mangunkusumo.
Lahir pada tahun 1889 di Jepara, Gunawan Mangunkusumo merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara. Walaupun namanya tidak sepopuler sang kakak, dr Gunawan Mangunkusumo juga merupakan lulusan School Tot Opleiding Van Illandsche Artsen (STOVIA), yakni Sekolah Kedokteran Bumiputera di masa itu.
Saat ini, Gedung STOVIA yang terletak di Jalan Abdul Rahman Saleh No. 26, Jakarta Pusat, sudah menjadi Museum Kebangkitan Nasional. Salah satu Putra Jepara yang dilupakan ini merupakan salah satu tokoh penting dalam organisasi Budi Utomo.
Gunawan mengemban pendidikan di sekolah kedokteran STOVIA sejak 10 Januari 1903 usai lulus dari Europeesche Lagere School. Saat itu, usianya baru menginjak 14 tahun.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait biografi dr Gunawan Mangunkusumo, diketahui ia sudah mulai bertukar pikiran dengan orang-orang sejak usianya baru 15 tahun. Bahkan, dalam sebuah surat kabar harian Java Bode, Gunawan pernah menyatakan bahwa ia tidak setuju dengan peraturan bupati saat itu.
Di organisasi Budi Utomo yang berdiri pada 20 Mei 1908 itu, dr Gunawan Mangunkusumo merupakan seorang penggerak sekaligus motivator. Selain itu, ia juga merupakan seorang sekretaris dan dalang Budi Utomo.
Sebab, dalam organisasi yang diketuai oleh dr Sutomo itu, ia memiliki pemikiran-pemikiran kritis yang memiliki pengaruh terhadap perjuangan Budi Utomo.
Sementara itu, di Belanda saat menyelesaikan pendidikan dokter, Gunawan merupakan ketua organisasi Indische Vereeniging yang kemudian berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia.
Melalui himpunan itu, Gunawan Mangunkusumo akhirnya melancarkan perjuangan politik. Pada November 1918, Perhimpunan Indonesia mulai berupaya sekuat-kuatnya untuk mencapai Indonesia merdeka.
Sekembalinya dari mengemban pendidikan dokter pada tahun 1921, dr Gunawan Mangunkusumo ditempatkan di Palembang, Sumatera Selatan. Namun, pada tahun 1927-1928, ia kembali ke Belanda untuk mengambil studi spesialis penyakit paru.
Kini, nama dr Gunawan Mangunkusumo diabadikan sebagai nama salah satu rumah sakit daerah di Kabupaten Semarang, yakni RSUD dr Gunawan Mangunkusumo Semarang.
Demikian biografi dr Gunawan Mangunkusumo, salah satu tokoh asal Jepara yang memiliki pengaruh di Budi Utomo, namun namanya kerap dilupakan.