Sastrawan Budi Darma Meninggal, Acara Wisuda Unesa Seketika Hening

Karangan bunga turut berduka cita (foto ilustrasi)
Sumber :
  • vivanews/Andry Daud

VIVA - Sastrawan kesohor, Budi Darma, dikabarkan wafat pada Sabtu pagi, 21 Agustus 2021. Guru Besar di Fakultas Bahasa Universitas Negeri Surabaya itu tutup usia saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam Surabaya sekira pukul 06.00 WIB.

Truk Tronton Tabrak Ruko di Semarang, Dua Orang Tewas

Segera setelah Budi Darma meninggal, kabar duka itu tersebar luas di jejaring WhatsApp dan media sosial.

“DAMAI DI SISI ALLAH. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Allah Maha Rahman Maha Pengasih Maha Cinta telah memanggil Sastrawan Terbaik kita, Bapak Budi Darma,” tulis sastrawan Joni Ariadinata di akun Facebooknya.

Raffi Ahmad dan Keluarga Berduka, Istri Piet Pagau Meninggal Dunia

Meninggalnya Budi Darma langsung mengubah suasana Wisuda Unesa 2021 yang digelar pada Sabtu. Suasana langsung hening.

Baca juga: Innalilahi, Sastrawan Radhar Panca Dahana Meninggal Dunia

Mantan Rektor UGM Ichlasul Amar Meninggal Dunia

Para pimpinan pun memberhentikan prosesi wisuda sejenak. Seluruh jajaran pimpinan beserta peserta wisuda yang dipimpin Ketua Senat Unesa mengadakan doa bersama atas kepergian pria kelahiran Rembang, 25 April 1937, itu.

Rektor Unesa, Nurhasan, mewakili seluruh keluarga besar Unesa mengatakan bahwa kampusnya sangat merasa kehilangan dan merasakan duka yang amat mendalam atas kepergian Budi Darma.

Menurutnya, almarhum adalah sosok yang produktif. Karyanya tersebar di mana-mana. Sudah belasan buku yang dilahirkan dan ratusan artikel yang diterbitkan di berbagi rubrik media-media nasional.

Dari berbagai karyanya yang inpiratif, Olenka (1983) juara pertama dalam Sayembara Mengarang Roman DKJ 1980 dan sekaligus memperoleh Hadiah Sastra DKJ 1983. Tahun 1984 beliau menerima Hadiah Sastra ASEAN. Almarhum juga mendapat penghargaan Sastra Dewan Kesenian Jakarta, SEA Write Award, dan Anugerah Seni Pemerintah RI.

Di Unesa, Budi Darma pernah menjabat rektor periode 1984-1988 saat kampus tersebut bernama IKIP. Sebagai akademisi, kata Nurhasan, almarhum kerap diundang untuk berceramah, mengajar, menguji calon sarjana atau doktor sastra, baik dalam negeri ataupun luar negeri dan terlibat riset sastra di dalam dan di luar negeri.

“Kami semua (warga Unesa) berduka. Seorang senior, guru, sekaligus panutan kami semua telah pergi hari ini. Mohon doanya semoga beliau khusnul khotimah,” ujar Nurhasan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya