Dapat Mobil Dinas Baru, Wagub Sumbar: yang Lama Bekas Kecelakaan
- Dinas Kominfo Sumbar
VIVA – Pembelian mobil dinas baru Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat, terus mendapat sorotan tajam dari berbagai kalangan. Pembelian mobil seharga lebih dari Rp2 miliar itu, dinilai tidak peka terhadap kondisi saat ini yang masih dalam ancaman pandemi COVID-19. Banyak pihak yang menyayangkan keputusan tersebut.
Gubernur dan Wagub Sumbar membeli armada baru tersebut, bukan tanpa alasan. Harus beli mobil dinas baru lantaran mobil dinas yang lama dinilai acap kali mengalami kecelakaan. Meski demikian, pembelian mobil dinas itu, tetap menuai polemik.
Anggota DPRD Sumbar dari fraksi demokrat Nofrizon menganggap keputusan Gubernur membeli mobil dinas baru ini adalah sangat tidak tepat dan tidak peka.
Mobil dinas Wakil Gubernur Sumbar Audi Joynaldi dianggarkan senilai Rp1,1 miliar. Mobil ini merupakan tipe tertinggi untuk SUV yang dikeluarkan Hyundai dengan kelas Hyundai Palisade tahun 2021, dengan empat penggerak roda atau four wheel drive yang siap mendukung tugas Wagub Sumbar.
Mobil ini sudah digunakan selama dua bulan terakhir dengan pagu anggaran yang dinaikkan oleh pemerintahan sebelumnya dan telah melewati persetujuan DPRD Sumbar. Meski dianggarkan hampir Rp3 miliar, namun penggunaannya hanya berkisar Rp2 miliar lebih.
Termasuk, untuk pembelian satu unit mobil dinas Gubernur Mahyeldi Ansharullah jenis Mitsubishi Pajero sport Dakkar 4x4 tahun 2021.
Pembelian dua unit mobil dinas tersebut dilakukan, lantaran mobil lama yang tersedia sudah tidak layak digunakan. Mobil Gubernur yang lama beberapa kali mengalami kerusakan dan rem blong ketika bertugas.
Sementara Wakil Gubernur Audi Joynaldi sejak dilantik lebih banyak menggunakan mobil pribadi untuk urusan kedinasan.
"Mobil pak Gubernur itu memang karena kondisinya sudah lima tahun. Melewati medan berat. Wajar saja lima tahun sudah dipakai bermasalah, rem blong dan sebagainya. Hampir pernah kecelakaan juga beliau waktu itu. Nah, terus ada pengadaan baru," kata Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, Rabu, 18 Agustus 2021.
Audy mengaku sejak dilantik sebagai Wakil Gubernur Sumbar hingga tiga bulan berikutnya, Ia lebih sering menggunakan kendaraan pribadi untuk urusan kedinasan. Meskipun kendaraan dinas wagub sebelumnya ada, namun sempat mengalami kecelakaan hebat, sehingga hanya digunakan sebagai mobil pendamping.
"Sebenarnya nilai pengadaannya setahu saya dibawah pagunya. Termasuk saya, saya kan tiga bulan awal pakai mobil pribadi. Nah itu juga tidak ada yang bahas itu. Jadi kenapa pakai mobil pribadi? Dulu kan ada mobil pendamping Pak NA Wagub sebelumnya. Sempat kecelakaan hebat, kebalik. Nah mobil itu, kita jadikan mobil pendamping. Jadi kemana-mana kemarin itu kita pakai mobil pribadi," ujar Audy.
Audy menegaskan untuk proses pengadaan mobil dinas ini sendiri, sudah dianggarkan sejak lama dan sudah sesuai dengan prosedur. Sehingga tidak ujuk-ujuk dianggarkan dan dibeli sekarang. Proses pemesanannya pun, juga terbilang lama. Sejak di proses hingga kini, memakan waktu selama dua bulan.
"Jadi, itu sudah dari awal pesannya dari Pemprov. Dari awal, cuma kan ada proses mulai dari indennya yang memakan waktu. Persepsi boleh saja beda-beda. Ada yang berfikiran ini baru mau dianggarkan, mau dibeli. Padahal, sudah duluan diproses," terang Audy
"Penganggarannya sudah ada sebelumnya. Anggarannya juga sebenarnya dibawah 33 persen dari pagu. Jadi, ada anggaran yang tersisa. Pengadaan sudah sesuai dengan prosedur," sambungnya
Sebelumnya, Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi Ansharullah dan Audy Joinaldy menjadi sorotan karena punya mobil dinas baru. Mobil itu, baru saja dibeli beberapa hari belakang dengan harga mencapai Rp2.9 miliar lebih.
Dua unit mobil dinas baru itu, tipe Mitsubishi Pajero untuk Gubernur Sumbar dan Hyundai Palisade untuk Wagub, dibeli saat kasus COVID-19 belum melandai.
Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi Ansharullah mengakui kalau pembelian mobil dinas baru itu, buntut dari rusaknya mobil dinas yang lama. Terkait dengan anggaran, menurutnya sudah diangggarkan jauh sebelumnya.
"Mobil yang lama sudah rusak. Sudah di-service juga. Beberapa kali gangguan transimisinya. Jadi, tidak safety," ujarnya.