Megawati Sebut Sumbar Lain, Budayawan: Bisa Kegelisahan dan Kerinduan

Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputi usai menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Soka, Jepang, pada 8 Januari 2020.
Sumber :
  • IST

VIVA – Pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang menyebut Sumatera Barat (Sumbar) saat ini berbeda dengan yang dahulu menjadi sorotan banyak pihak. Pernyataan itu diungkapkan oleh Megawati dalam sebuah acara Webinar Bung Hatta Inspirasi Kemandirian Bangsa, Kamis 12 Agustus 2021.

Reaksi Denny Sumargo Usai Dirinya Dilaporkan Farhat Abbas ke Polisi

Budayawan Sumatera Barat, Asril Chaniago menilai pernyataan Megawati itu bisa menunjukkan hal yang saat ini dirasakan oleh Megawati. Pernyataan itu dapat diartikan sebagai ungkapan kegelisahan dan sekaligus ungkapan kerinduan.

"Saya kira bisa kedua-duanya kegelisahan dan juga kerinduan jadi kebetulan ibu Mega berbicara dalam sebuah acara webinar nasional yang diselenggarakan oleh Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDIP Perjuangan, jadi konteksnya adalah kebudayaan," kata Asril dalam program kabar petang tvOne, Sabtu 14 Agustus 2021

Inspiratif, Nukila Evanty Menjaga Identitas dan Hak Suku Laut di Tengah Arus Modernisasi

Asril mengatakan, saat itu dirinya juga menjadi salah satu pembicara dan berbicara mengenai Bung Hatta. Pada saat itu Megawati membahas mengenai tokoh yang berasal dari tanah Minang dan menurutnya Megawati berbicara masih dalam konteks kebudayaan bukan mengenai politik.

"Kebetulan yang di bicarakan juga tentang tokoh yang berasal dari ranah Minang. setelah saya periksa lagi itu ibu Mega bercerita lebih kurang 1 jam 7 menit yang mengaitkan tentang Beliau merasa Minang Sumatera Barat sudah berbeda itu tidak sampai 1 menit," kata Asril

Gibran Bagi-bagi Buku Tulis dan Susu di Depan Akmil Magelang

Menurut dia, pada awal kemerdekaan memang orang Minang mendominasi dalam hal mengelola negara karena orang Minang telah lebih dulu menikmati pendidikan tinggi. Namun setelah 76 tahun berjalan seiring meratanya pendidikan, maka banyak dari suku lain yang juga berkontribusi dalam kemajuan bangsa.

"Setelah 76 tahun kita merdeka tentu tidak mungkin orang Minang terus menonjol karena jika begitu berarti suku bangsa lain tidak maju dong. Kalau sudah banyak suku bangsa yang berkontribusi yang punya kemampuan untuk mengelola negara ini berarti kan sudah maju sudah merata," kata Asril lagi.
 

Farhat Abbas dan Denny Sumargo.

Datangi Pengurus Kerukunan Keluarga Sulsel, Denny Sumargo Izin Tuntaskan Urusan dengan Farhat Abbas

Masalah antara Denny Sumargo dan Farhat Abbas melebar sampai ke urusan suku yang dinilai menyinggung orang Bugis dan Makassar.

img_title
VIVA.co.id
13 November 2024