Vaksinasi di Manggarai NTT Batal karena Massa Membeludak, Warga Kecewa

Massa berdesakan menunggu vaksinasi di Aula Asumta Katedral Ruteng.
Sumber :
  • Jo Kenaru/Manggarai Barat, NTT

VIVA – Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar vaksinasi massal COVID-19 di Aula Asumta Katedral Ruteng, Jumat ,13 Agustus 2021. 

Bio Farma Raih Kontrak Ekspor Vaksin Rp 1,4 Triliun, Erick Thohir Dorong Produksi

Dalam pemberitahuan resmi Satgas, awalnya vaksinasi hanya untuk 150 orang mahasiswa yang tinggal di wilayah Kecamatan Langke Rembong. Namun yang datang sekitar dua ribuan orang.

Karena kewalahan mengatur massa yang berdesak-desakan itu, petugas akhirnya membatalkan kegiatan vaksinasi dengan alasan kerumunan tersebut berisiko menimbulkan penularan. Dalam beberapa rekaman video yang beredar di media sosial terlihat jelas kerumunan massa memadati halaman dan ruangan besar aula.

Vaksin HFMD Sudah Ada, Berapa Efikasinya untuk Cegah HFMD atau Flu Singapura?

Seorang warga asal Iteng Kecamatan Satar Mese, Meri kecewa dibatalkannya kegiatan vaksin. Dirinya mengaku sudah jauh-jauh datang ke Kota Ruteng untuk mendapatkan vaksin.

"Saya sangat kecewa, saya ini butuh sertifikat vaksin karena mau pergi ke Samarinda untuk kembali bekerja. Kalau seperti ini saya menjadi semakin susah dan tidak bisa berangkat," kata Meri.

Vaksin HFMD atau Flu Singapura Kini Hadir di Indonesia

Baca juga: Hasil RUPST 2021, Komisaris Garuda Menciut Jadi 3 Orang

Senada dengan Meri, Boni seorang mahasiswa asal Rahong Utara juga mengeluhkan hal yang sama. Dirinya kecewa padahal sangat membutuhkan sertifikat vaksin untuk bisa kembali ke daerah tempatnya kuliah.

"Kalau dibilang kecewa, kami sangat kecewa pak. kita sudah datang lalu disuruh pulang lagi tanpa ada informasi jelas kapan pelaksanaan vaksin. Sudah gitu di dalam tadi orang-orang dibiarkan berdesakan," kata Boni.

“Saya malah khawatir karena tadi sempat berdesak-desakan di tengah kerumunan. Ribuan massa yang datang bisa menimbulkan klaster baru penyebaran virus,” sambungnya.

Dijadwalkan Ulang

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Manggarai Asumta Ene Djone menjelaskan, terpaksa membatalkan vaksinasi karena petugas kewalahan mengatur ribuan orang yang datang.

“Yang pertama saya minta maaf karena kejadian tadi pagi itu tidak ada di dalam benak saya bahwa masyarakat yang datang atau hadir untuk mengikuti vaksin sebanyak itu yang kedua vaksin kita memang jumlahnya terbatas,” kata Asumta ketika diwawancarai VIVA.

Dia menjelaskan, pada hari Jumat 13 Agustus 2021 Satgas membuka dua tempat pelayanan vaksin untuk 450 pra lansia di gedung MCC Ruteng dan 150 mahasiswa di Aula Asumta Katedral.

“Ternyata tadi yang datang ini bukan hanya dari Manggarai banyak juga dari wilayah lain yang kedua karena banyak yang datang mereka minta bagi dulu nomor antrean baru mengikuti pelaksanaan tapi mereka jadi banyak keinginan-keinginan dari orang yang begitu banyak, jadi kami putuskan batalkan saja pelayanan dibatalkan tidak sempat melakukan pelayanan karena nakes juga takut juga lihat manusianya terlalu banyak,” terangnya.

Menurut Asumta, kerumunan yang terjadi di Aula Asumta Katedral Ruteng menggambarkan bahwa orang yang datang dari luar daerah selama pandemi COVID-19 berjumlah ribuan.

“Ini kan baru terungkap sekarang maksudnya, saya tidak membayangkan seperti itu. Oke lah ada anak yang mau kuliah begitu, ada juga yang kembali untuk bekerja,” tuturnya.

Satgas, kata dia, segera menjadwalkan ulang vaksinasi khusus untuk mahasiswa yang akan berangkat ke tempat kuliah. Nanti, lanjutnya, pelayanan vaksinasi akan diadakan di beberapa puskesmas.

“Tadi kami sudah melakukan pertemuan kecil ada sedikit evaluasi mengubah sistem pelayanan vaksinasi. Karena ada masukan misalnya seperti pengambilan nomor sehari sebelumnya yang kedua mungkin juga kami akan mengembalikan ke puskesmas, juga mungkin kami kembalikan Puskesmas juga ini kan pelaksanaan di kota karena sasaran terbanyak juga di kota ternyata kan juga datangnya dari kecamatan-kecamatan,” katanya.

Laporan Jo Kenaru/ Manggarai-NTT

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya