Faldo Maldini Bilang Pernyataan Megawati Punya Pesan Harapan

Baliho Faldo Maldini
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Faldo Maldini, pemuda asal Sumatera Barat yang kini menjadi Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara, merespons dari pernyataan yang disampaikan Megawati Soekarnoputri. 

Banyak Anomali di Pilkada 2024, Megawati Bakal Sampaikan Sikap Politik

Menurut Faldo, pernyataan Megawati itu adalah tantangan yang harus dijawab. Baginya, ucapan Megawati pada saat peringatan HUT Bung Hatta ke-119, bahwa Sumatera Barat sudah berubah memang ada benarnya jika ditangkap secara konteks kekinian.

"Saya punya banyak kawan, yang punya pikiran beda, akhirnya pergi dari Sumatera Barat, bahkan sudah tidak merasa orang Sumbar. Ini yang agak disayangkan. Ini fakta. Bahkan bertahun-tahun tidak mau pulang karena pikiran bedanya tidak diterima," ujar Faldo dalam keterangannya, Jumat 13 Agustus 2021.

Di TPS Megawati dan Keluarga Mencoblos Pramono-Rano Raih 216 Suara, RK-Suswono 77

Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Ungkap Cara Mudah Cek Dapat BSU 2021

Faldo bilang, pernyataan Megawati yang juga Presiden RI kelima, karena pertalian darah dirinya. Megawati, kata Faldo, ingin kelak generasi penerus banyak lahir seperti tokoh-tokoh sekaliber Bung Hatta dan lainnya.

Pramono Anung: Bismillah, Satu Putaran!

"Bagi saya, pernyataan Presiden Megawati yang berdarah Minangkabau memotivasi orang-orang yang patah hati itu, banyak yang sama rasa. Kami ingin terus bergerak. Yakin suatu saat sampai di masa itu lagi, bila alternatif pikiran terus hidup untuk mengoreksi pikiran dominan. Sebisa mungkin, ijan pindah abih (jangan pergi selamanya)," ucap Faldo.

Faldo mengutarakan, banyak tokoh-tokoh dari Sumatera Barat zaman dahulu, semuanya berbeda pandangan dan ideologi. Namun, mereka disatukan oleh sikap kenegarawanan.

"Bung Hatta beda sama Bung Sjahrir. Tan Malaka beda lagi. Haji Agus Salim beda lagi. Namun, sikap kenegarawanan menyatukan mereka, bukan kepentingan jangka pendek. Apa itu negarawan? Menunda kepentingan pribadi dan kelompok, demi Republik, demi bangsa yang mereka dirikan, walaupun di alam pikiran tidak pernah akur," sambung Faldo.

Dan sekarang, kondisi demikian tak terjadi di Sumbar sekarang. Menurut Alumnus Universitas Indonesia dan Imperial College London ini, banyak orang Sumatera Barat yang berbeda pandangan memilih untuk pergi.

"Sebagai anak yang lahir dan dibesarkan di Sumatera Barat, kami harus terus berjuang, melakukan yang terbaik untuk bangsa ini. Negarawan-negarawan seperti Bung Hatta, Sutan Sjahrir, dan Tan Malaka tentu teladan kami dalam berpolitik," kata Faldo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya