Riwayat Penyakit yang Diderita KGPAA Mangkunegara IX

Istana Pura Mangkunegaran Solo
Sumber :
  • VIVA/ Fajar Sodiq

VIVA – Penguasa Pura Mangkunegaran, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX meninggal dunia di Jakarta pada Jumat dini hari, 13 Agustus 2021. Bapak empat anak itu meninggal lantaran penyakit jantung.

Eks Gubernur Kaltim Meninggal Dunia, KPK Bakal SP3 Kasus Korupsi IUP

“Beliau wafat karena sepuh dengan usia 70 tahun. Beliau juga memiliki riwayat penyakit jantung,” kata Plt Pengageng Kabupaten Mandrapura, Supriyanto Waluyo saat ditemui di Pura Mangkunegaran, Jumat, 13 Agustus 2021.

Ia pun memastikan, bahwa KGPAA Mangkunegara IX tidak meninggal dalam kondisi terpapar COVID-19. Meski demikian, nantinya ketika jenazah datang di Istana Pura Mangkunegaran pada Jumat sore, bakal diterapkan dengan protokol kesehatan atau prokes ketat kepada para tamu yang akan melayat.

Apa yang Menyebabkan Gangguan Pembuluh Darah Seperti yang Dialami dr. Azmi Fadhlih?

“Tidak (COVID-19). Tapi nanti penerapan prokes di sini. Ini siang mau rapat dengan unsur pemda dan TNI/Polri,” ujar dia.

Rencananya, jenazah KGPAA Mangkunegara IX akan dibawa menuju Solo dengan perjalanan darat. Nantinya sebelum dimakamkan di Astana Girilayu, jenazah akan disemayamkan terlebih dahulu di Dalem Ageng Pura Mangkunegaran.

Ikut Ritual Aneh, Pria di India Tewas Karena Menelan Ayam Hidup-hidup

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkoenagaro IX atau lebih dikenal dengan Mangkoeneagoro lahir di Surakarta pada tanggal 18 Agustus 1951. 

Dilihat VIVA dari situs resmi Puro Mangkunegaran, ia merupakan putra laki-laki kedua dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkoenagoro VIII dan Raden Ajeng Sunituti atau Gusti Kanjeng Putri Mangkoenagoro VIII.

Dahulu, saat masih remaja, Mangkunegara IX bernama Gusti Pangeran Haryo (GPH) Sudjiwo Kusumo. Penguasa Pura Mangkunegaran itu mengemban pendidikan dasar hingga menengah di Surakarta. 

Memiliki minat terhadap seni tari, ia mahir dalam memerankan Bambangan, yakni seorang ksatria yang lemah lembut dan halus. 

GPH Sudjiwo Kusumo dinobatkan sebagai penguasa Mangkunegaran dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkoenagoro IX pada 4 Jumadilakhir 1920 atau 24 Januari 1988.

Penobatannya itu dilakukan setelah Pura Mangkunegaran tidak memiliki penguasa selama satu tahun usai wafatnya Mangkoenagoro VIII pada tanggal 2 Agustus 1987. Peristiwa besar di mana seorang putra mahkota memimpin kerajaan itu dipenuhi dengan suasana sakral serta diiringi oleh Tari Bedhaya Anglir Mendhung dan Tari Palguna Palgunadi.

Meski dianggap sebagai raja masa kini, Mangkunegara IX masih tetap peduli dengan perkembangan kesenian, terutama seni tari. Bahkan, ia kerap menampilkan Pura Mangkunegaran sebagai pusat budaya Jawa kepada para pengunjung dengan menyuguhkan seni tari, wayang kulit, dan fragmen.

Selama masa pemerintahannya, seni tari semakin berkembang pesat. Sejumlah karya yang dihasilkan pada masa KGPAA Mangkunegara IX adalah Tari Bedhaya Suryosumirat (1990), Tari Kontemporer Panji Sepuh (1993), Tari Harjuna Sasrabahu, Tari Puspita Ratna (1998), dan sebagainya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya