Profil Yahya Waloni, Ustaz yang Juga Mantan Rektor Sekolah Theologia
- YouTube
VIVA – Nama Ustaz Yahya Waloni sedang ramai diperbincangkan. Pasalnya, beredar sebuah foto di media sosial yang menunjukkan dirinya sedang terbaring di rumah sakit dengan selang infus dan oksigen yang menempel di tangan serta hidungnya.
“Mohon bersama kita do’a kan kesembuhan ustadz Yahya Waloni,” demikian unggahan pemilik akun Twitter @FKadrun alias Fahmi Alkatiri, dikutip VIVA Selasa, 10 Agustus 2021.
Banyak yang menduga ia terpapar COVID-19. Namun, hingga saat ini pihaknya masih belum memberikan tanggapan serta konfirmasi apapun terkait kabar tersebut. Sebelumnya, Ustaz Yahya juga sempat menjadi sorotan karena secara terang-terangan mengaku tidak percaya COVID-19.
Profil Yahya Waloni
Yahya Yopie Waloni merupakan seorang penceramah kelahiran Manado, 30 November 1970. Sebelum menjadi penceramah, diketahui ia merupakan seorang pendeta yang berasal dari keluarga Minahasa.
Bahkan, sebelumnya, ia merupakan pendeta yang terdaftar di Badan Pengelola Am Sinode GKI di Tanah Papua, Wilayah VI Sorong-Kaimana. Namun, ia memutuskan untuk masuk Islam dan menjadi mualaf pada Rabu, 11 Oktober 2006 dengan tuntunan Sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli.
Setelah memutuskan untuk memeluk Islam, Yahya Waloni mengubah namanya menjadi Muhammad Yahya. Istrinya, Lusiana, juga mengganti namanya menjadi Mutmainnah.
Selain mereka berdua, ternyata dua dari tiga anaknya Ustaz Yahya pun juga ikut mengubah namanya, Silviana menjadi Nur Hidayah dan Sarah menjadi Siti Sarah.
Selama menjadi ustaz, Yahya Waloni dikenal sebagai penceramah yang blak-blakan dan sering kali menuai kontroversi. Topik yang dibahas saat berceramah pun biasanya seputar kristenisasi dan misionaris.
Karena gaya berceramahnya itu, ia mendapatkan julukan Ustaz Pansos atau Panjat Sosial oleh Denny Siregar. Dikatakan, ia memanfaatkan latar belakangnya sebagai mualaf untuk mendapatkan atensi umat Islam.
Dirangkum dari berbagai sumber, Ustaz Yahya sempat menjabat sebagai Ketua atau Rektor Sekolah Tinggi Theologia (STT) Calvinis Ebenhaezer di Sorong pada tahun 1997-2004. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai salah satu anggota DPRD di Sulawesi Utara.
Pada tahun 2006, ia juga pernah menjadi dosen di Universitas Balikpapan (Uniba) sampai tahun 2006. Di tahun yang sama, Ustaz Yahya Waloni pindah ke Kota Cengkeh, Tolitoli, di mana ia mendapatkan bimbingan dari Ketua Majelis Ulama Islam (MUI).