Netty PKS Minta Pemerintah Pasang Target PPKM Selesai Kapan
- VIVAnews/Muhammad AR
VIVA – Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher, meminta pemerintah agar berani menentukan masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM secara terukur. Menurutnya harus ada target yang pasti, sehingga tidak membuat rakyat galau terutama mereka yang penghasilannya berdampak dari kebijakan pembatasan ini.
"Penentuan kebijakan PPKM dalam masa satu minggu hanya membuat rakyat galau dan bingung karena tidak tahu sampai kapan kondisi membaik. Pemerintah seharusnya berani dan tegas menetapkan target waktu pengendalian pandemi hingga situasi membaik," kata Netty kepada wartawan, Senin 8 Agustus 2021
Menurut anggota dari Fraksi PKS ini, pemerintah sebagai pengelola negara seharusnya mampu mengoptimalkan semua sumber daya di bawah otoritasnya untuk berani menyebutkan kapan situasi membaik. Sehingga pemerintah dapat memberikan rasa aman dan harapan pada rakyat.
"Yakinkan masyarakat bahwa dengan strategi dan upaya yang dilakukan pemerintah maka dalam waktu tiga bulan ke depan misalnya, kondisi akan membaik dan PPKM level 3-4 dapat dihentikan. Sebutkan dukungan apa yang diminta dari rakyat agar strategi pengendalian pandemi berhasil," jelasnya.
Jika pemerintah tidak mampu membangun rasa aman dan harapan pada rakyat akan membaiknya situasi, lanjut dia, jangan salahkan rakyat jika PPKM diperpanjang namun rakyat mulai tidak peduli.
"Mayoritas indikator kesehatan saat ini menunjukkan bahwa PPKM Level 3-4 belum optimal dalam mengendalikan kasus COVID-19 di berbagai daerah. Positivity rate serta angka kematian masih konsisten di atas 1.000," katanya.
Netty mempertanyakan efektivitas langkah dan strategi pengendalian pandemi yang dilakukan pemerintah. Mengingat sudah lebih dari satu bulan penerapan PPKM darurat dan PPKM level 3-4, namun indikator kesehatan di luar Jawa-Bali masih memprihatinkan.
Data yang diterima Netty menyebutkan, angka kematian di luar Jawa-Bali juga meningkat. Bahkan pada 5 Agustus, angka kematian seperti di Lampung lebih tinggi ketimbang di Bali, DI Yogyakarta atau pun Banten.
Netty juga menyinggung data rendahnya capaian testing di luar Jawa-Bali, yang masih jauh di bawah standar WHO. Misalnya, Lampung, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku, yang mana rasio tesnya hanya 0,9:1.000 penduduk per minggu.
"Target testing adalah 400 ribu per hari, tapi sampai sekarang hanya mampu di angka 200 ribu dan itu pun lebih terkonsentrasi di Jawa-Bali. Jangan sampai kasus COVID-19 di sana seperti api dalam sekam," ujarnya.
Selain itu Netty juga mengingatkan mengenai program vaksinasi, yang menurutnya harus berbasis kesehatan masyarakat. Vaksinasi harus dimaksimalkan agar tujuan mencapai herd immunity segera tercapai.
"Pastikan ketersediaan stok vaksin di daerah-daerah dan siapkan skenario antisipasi kelangkaan vaksin akibat munculnya varian delta plus yang banyak ditemukan di negara-negara produsen vaskin," ujarnya.