Viral Awan Berbentuk Orang Muncul Berulang, BMKG Ingatkan Hal Ini

Viral Video Penampakan Awan Putih Berbentuk Manusia (Instagram/smart.gram)
Sumber :

VIVA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan terkait fenomena awan berbentuk orang yang baru-baru ini viral di media sosial. Fenomena ini sebetulnya bukan baru terjadi, namun sudah sering muncul.

Gunakan Pesawat Ini ke Semarang, Gibran Rakabuming Jadi Sorotan Netizen

Teranyar, awan putih berbentuk manusia diunggah oleh akun Instagram @smart.gram, Sabtu, 7 Agustus 2021.

"Penampakan awan berbentuk sosok sedang berdiri muncul di Surabaya," tulis caption @smart.gram.

Gara Gara Sebotol Viral, Shinta Arsinta dan Mala Agatha Dapat Rezeki dari Megah Music

Kepada VIVA, Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto menekankan, fenomena ini memang sering dijumpai di media sosial. Tidak hanya berbentuk orang, namun juga bisa ditemui dengan berbagai macam bentuk.

"Bentuk awan yang menyerupai suatu objek sudah sering kita jumpai melalui media sosial, seperti bentuk manusia, hewan, bunga, dan lain sebagainya," kata dia, Minggu, 8 Agustus 2021.

Akses Jalannya Ditutup Tetangga, Sunardi Lebih Pilih Bangun Jembatan Pribadi Senilai Rp250 Juta

Baca juga: Energi Mega Persada Caplok Saham Blok Sengkang dan Kangean

Teguh pun mempunyai penjelasan secara ilmiah. Menurutnya, setiap bentuk awan yang muncul di langit kerap kali tergambar seiring pola pikir manusianya sendiri, baik yang melihat langsung atau membagikannya dengan narasi tertentu.

"Secara ilmiah awan tentunya dapat terlihat seperti itu, hal tersebut erat kaitannya dengan pola pikir manusia yg sering mengaitkan dengan objek tertentu," tegas dia.

Khusus untuk fenomena awan yang diinformasikan terlihat di Surabaya ini, Teguh menjelaskan, dari bentuk awannya, yang muncul digambar video tersebut adalah awan cumulus.

Mengutip penjelasan di situs Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Pemerintah Kota Surabaya, awan cumulus adalah awan yang berbentuk seperti bunga kol dan terbentuk karena adanya proses konveksi.

"Fenomena berita tersebut, jika dilihat dari bentuk awannya, awan tersebut termasuk jenis awan cumulus yang kemungkinan dalam fase pertumbuhan," ujar Teguh.

Dia pun mengingatkan, kemunculan awan ini adalah fenomena alam biasa yang sering terjadi. Oleh sebab itu, dia mengingatkan bahwa ini tidak ada kaitannya dengan adanya tanda-tanda alam seperti bencana hingga kejadian mistis yang kerap kali dikait-kaitkan.

"Kemudian, tambahan lagi, hal-hal tersebut tidak ada kaitannya dengan akan terjadi bencana luar biasa ataupun hal mistis lainnya," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya