TNI AU Bantah Cat Merah Putih Pesawat Presiden Abaikan Keamanan
- Ist
VIVA – Pesawat Kepresidenan Boeing Bussines Jet (BBJ) 2 tipe 737-800 yang berganti cat dari semula berwarna biru-putih, diganti warna dominan merah-putih menuai polemik. Tak hanya soal anggaran peremajaan pesawat yang disorot di tengah pandemi, perubahan warna pesawat juga dikritik karena dinilai mengabaikan keselamatan dan membahayakan penerbangan.
Politikus Demokrat paling getol mengkritik pesawat Kepresidenan, seperti Andi Arief yang mengkritik anggaran pengecatan pesawat yang ditaksir menghabiskan anggaran Rp2 miliar. Dia mengatakan pengecatan pesawat tidak memiliki urgensi di masa pandemi seperti ini.
Mantan Stafsus Presiden SBY itu juga mempertanyakan warna baru pesawat Kepresidenan yang dicat merah-putih. Padahal, warna pesawat kepresidenan ini sebelumnya berwarna biru yang merupakan desain dan warna karya seorang mayor desainer di TNI AU.
Dominasi biru langit, itu kata Andi, adalah upaya peningkatan keamanan penerbangan, sebagai warna kamuflase saat terbang.
Menyoal kontroversi warna pesawat Kepresidenan dan fungsi kamuflase pesawat, TNI Angkatan Udara akhirnya angkat suara. Menurut TNI AU, pesawat Kepresidenan merupakan pesawat angkut VIP/VVIP yang khusus membawa kepala negara/wakil kepala negara.
Operasional pesawat Kepresidenan berada di Skadron Udara 17/VIP Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Skadron udara ini hanya khusus digunakan untuk Presiden dan Wakil Presiden saat melakukan kunjungan kerja ke daerah dan luar negeri.
"Keamanan selama penerbangan VVIP dilaksanakan oleh Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional), dengan menggunakan radar Hanud (Pertahanan Udara)," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispen AU), Marsekal Pertama TNI Indan Gilang Buldansyah kepada VIVA, Kamis malam, 5 Agustus 2021.
"Apabila ada ancaman terhadap keamanan penerbangan maka unsur Hanud yang akan menghadapi ancaman tersebut," sambungnya.
Marsma Indan memastikan penerbangan pesawat Kepresidenan akan terpantau radar Kohanudnas, untuk memastikan pergerakan dan keselamatan pesawat. Ia membantah alasan warna dominan merah-putih di badan pesawat jadi alasan membahayakan penerbangan karena tidak bisa berkamuflase di udara.
"Tidak ada masalah (dicat merah-putih)," tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Staf Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono menjelaskan pengecatan ulang pesawat Kepresidenan BBJ-2 sudah direncanakan sejak tahun 2019, bertepatan dengan perayaan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 2020.
Proses pengecatan sendiri merupakan pekerjaan satu paket dengan Heli Super Puma dan Pesawat RJ. Namun pengecatan untuk pesawat BBJ-2 itu belum dilakukan. Mengingat belum masuk jadwal perawatan rutin. Maka diputuskan, yang dicat ulang adalah Helikopter Super Puma dan Pesawat RJ.
"Sebagai informasi, perawatan rutin memiliki interval waktu yang sudah ditetapkan dan harus dipatuhi, sehingga jadwal perawatan ini harus dilaksanakan tepat waktu," katanya.
Heru mengaku untuk perawatan BBJ-2 adalah rekomendasi dari pabrik pesawat tersebut. Yakni masuk dalam check C. Dengan perawatan rutin pada 2021 ini, maka sekaligus dilakukan pengecatan.