5 Provinsi Mengalami Penurunan Kasus Aktif COVID-19
- ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.
VIVA – Sebanyak lima provinsi yang ada di Indonesia mengalami penurunan kasus aktif COVID-19. Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konfrensi virtual di Jakarta, Kamis, 5 Agustus 2021.
"Penurunan Kasus aktif ini paling banyak dikontribusikan oleh lima provinsi yang mengalami penurunan tajam pada kasus aktifnya," ujar Wiku.
Wiku merinci lima provinsi diantaranya: DKI Jakarta yang turun 48.139 kasus, Banten turun 12.560, Jawa Barat turun 6.595, Jawa Tengah 5.526 dan Kalimantan Tengah 2.485.
Untuk itu, dia meminta kepada kepala daerah dan petugas Satgas COVID-19 daerah lainya agar dalam menekan kasus aktif di tingkat nasional. Karena, kasus kasus nasional mencapai 500 kasus. "Perlu upaya kolektif seluruh daerah dalam menangani pasien COVID-19 di wilayahnya agar segera sembuh," katanya.
Maka dari itu, ia mengapresiasi seluruh pemerintah daerah, seluruh tenaga kesehatan dan masyarakat dari kelima provinsi ini yang telah bahu membahu menurunkan kasus aktif.
"Perlu diingat kematian dapat mengurangi kasus aktif, namun bukan itu yang ingin kita capai, penurunan kasus aktif harus diupayakan tercapai karena kesembuhan yang tinggi," katanya.
Kemudian, Wiku menyampaikan bahwa ada kabar baik kasus aktif mingguan per 1 Agustus kemarin mengalami penurunan yang sebelumnya mengalami lonjakan kasus COVID-19.
"Kasus aktif mingguan mengalami penurunan setelah lonjakan kasus pada akhir Juli lalu," katanya.
Lebih lanjut, kata dia, kasus aktif yang yang pada 25 Juli lalu sejumlah 573.903 kasus turun menjadi 535.135 kasus pada tanggal 1 Agustus , sebelumnya kasus aktif mingguan terus mengalami kenaikan.
Tentunya, angka penurunan kasus aktif ini menunjukkan angka kesembuhan terus bertambah jumlahnya. Hal ini ini tidak akan terwujud tanpa pengorbanan dari para tenaga kesehatan yang setiap harinya melayani pasien COVID-19.
"Serta kerja sama yang baik antara seluruh unsur pemerintah daerah dalam berkoordinasi penanganan dini COVID-19," katanya.