Soal Cat Pesawat Presiden, Sahroni: Harusnya Sejak Dulu Merah Putih
- Ist
VIVA – Kontroversi mengenai pengecatan warna pesawat kepresidenan Indonesia dari warna biru ke warna merah tengah menjadi sorotan masyarakat. Hal ini karena keputusan pengecatan pesawat presiden dinilai tidak etis, mengingat anggarannya yang mencapai lebih dari Rp2 miliar.
Menanggapi fenomena ini, Wakil Ketua Komisi III DPR RI asal Fraksi Partai NasDem Ahmad Sahroni mengatakan pengecatan ini memang sudah dianggarkan sejak tahun 2019 sebelum adanya pandemi COVID-19.
Sedangkan, kata Sahroni terkait untuk warnanya menjadi merah putih pun seharusnya tidak menjadi masalah mengingat itu adalah warna bendera negara.
Baca Juga: Soal Bilyet Rp2 T Akidi Tio, PPATK: Boro-boro Setengahnya Aja Tak Ada
"Pengecatan pesawat ini memang sudah direncanakan sejak tahun 2019, anggaranya sudah disiapkan sejak lama. Namun ada waktu interval yang ditentukan untuk mengecat ulang yaitu 7 tahun sekali, makanya baru bisa dilakukan tahun ini. Jadi memang sudah jelas perencanaannya dan anggarannya sejak 2019, bukan dilakukan secara tiba-tiba," kata Sahroni kepada wartawan, Rabu 4 Juli 2021
Indonesia memang khas dengan warna merah putih sesuai dengan warna bendera. "Seharusnya tidak dijadikan persoalan lagi ya, justru bagus digantinya menjadi merah putih. Warna yang melambangkan bendera negara kita," kata Sahroni kepada wartawan, Rabu 4 Juli 2021
Karena itu, Sahroni juga menyayangkan jika pelaksanaan prosedur rutin ini justru disebut sebagai kegiatan penghamburan anggaran. Menurutnya, dalam mengalokasikan pengeluaran negara, tentu eksekutif dan legislatif telah sangat berhati-hati dan melewati proses yang panjang.
"Saya rasa biasa saja ya soal pengecatan pesawat kepresidenan ini, tidak perlu terlalu dibesar-besarkan. Lagipula untuk membahas anggaran ini kan sudah melewati proses panjang dan sangat berhati-hati, jadi disayangkan jika langsung dinilainya penghamburan," ujarnya.
Terakhir, Sahroni juga menyebut bahwa pengecatan warna pesawat dan penanganan pandemi COVID-19 adalah dua hal yang tidak berkorelasi.
"Pengecatan pesawat dan pandemi COVID-19 ini dua hal yang berbeda. Jadi kalau mau menyampaikan kritik kan bisa ke isu-isu yang lebih strategis dalam program penanganan covid-19 sendiri. Kalau soal pesawat sih itu kan untuk alasan keamanan. Sesuatu yang tentunya memang jadi perhatian kita semua," ujar Sahroni.