Banyak Bantuan Sosial Tunai Nyasar ke Pihak yang Tidak Berhak

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengecek pembagian BST di Desa Panunggalan.
Sumber :
  • tvOne/Teguh Joko Sutrisno

VIVA – Laporan terkait semerawutnya data pembagian bantuan sosial tunai (BST) makin banyak ditemukan. Di Grobogan Jawa Tengah, bantuan tersebut banyak yang nyasar ke orang yang tidak berhak.

Hari Guru, Pemprov Jateng Sudah Angkat 8.909 Guru Tidak Tetap Jadi PPPK

Bahkan perangkat desa pun bisa masuk dalam daftar penerima. Juga ada karyawan SPBU yang dapat bagian BST. Bahkan, ditemukan pula warga yang menerima BST sampai dua kali.

Hal itu terungkap saat Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengecek pembagian BST di Desa Panunggalan Kecamatan Pulokulon Grobogan, Selasa 3 Agustus 2021. Ia memergoki langsung salah satu penerima BST yang adalah karyawan SPBU. Tak hanya itu, ia juga menemukan adanya perangkat desa yang mendapatkan bantuan yang sama.

Andika-Hendi Bentuk Satgas Anti-Politik Uang Jelang Pencoblosan, Bonus Menggiurkan bagi yang Menangkap

"Mas sampeyan ngopo? Ambil bantuan? Sehari-hari kerja apa," tanya Ganjar pada salah satu penerima BST yang ikut antre.

"Saya dapat BST pak. Sehari-hari kerja di SPBU," jawabnya.

Survei Populi Center: Raih 57,8 Persen, Elektabilitas Ahmad Luthfi-Taj Yasin Ungguli Andika-Hendar

Ganjar langsung tersenyum. Ia menanyakan apakah ia masih gajian dan berapa gajinya dalam sebulan.

"Masih pak, gaji saya per bulan UMK," jawabnya.

Tak berhenti sampai di situ, ternyata ada salah satu perangkat desa yang juga terdaftar mendapatkan bantuan BST. Kades juga terkejut, karena ia tak pernah mendaftarkan.

"Saya dapat pak, tidak tahu kok bisa. Tapi tidak akan saya ambil. Untuk warga lain saja," lapor perangkat desa tersebut.

Sementara itu, Kades Panunggalan, Moch Pujiyanto mengatakan, ada warganya yang juga mendapatkan bantuan dobel. Ia berdalih data yang masuk berasal dari kementerian.

"Data dari Kementerian Sosial, kita tidak tahu apakah kesalahan data, salah tulis atau salah update. Tapi yang perangkat tadi tidak diambil. Nanti kita perbaiki, termasuk warga yang tadi masih bekerja di SPBU," katanya.

Selama ini, lanjutnya, perbaikan data yang didaftar dari tingkat desa memang belum dilakukan. Meski begitu, pihaknya akan tetap melakukan penyisiran data untuk perbaikan.

Sebelumnya, Ganjar mendapat laporan serupa di Klaten. Ia pun sudah menduga akan menemukan kasus-kasus seperti itu di tempat lain.

"Makanya saya datang langsung untuk melakukan pengecekan, agar tahu kondisinya. Kemarin kades-kades banyak masukan, pak Ganjar kok datanya enggak sama. Saya bilang sabar, ojo nesu. Akan kami klarifikasi," jelasnya.

Ganjar menambahkan, ia sudah mengirimkan surat ke Kemensos terkait hal itu. Ia meminta Mensos Risma mengirimkan data siapa saja yang dapat bantuan di Jawa Tengah.

"Nanti saya dan teman-teman kades akan melakukan pemeriksaan. Tadi pak Kades sampaikan. Menurut saya beliau jujur, dan ini memang enggak benar," ungkapnya.

Ganjar menegaskan siap membantu membersihkan data-data itu. Sambil bantuan diberikan, sambil proses pembersihan data bisa dilakukan.

"Kita di daerah siap membersihkan, agar tidak terjadi situasi seperti ini. Soalnya ini yang kerap menjadikan kecemburuan sosial di masyarakat," ungkapnya.

Laporan: tvOne/Teguh Joko Sutrisno
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya