Moeldoko Disuntik Vaksin Nusantara, Terawan Jadi Vaksinator
- Instagram @dr_moeldoko
VIVA – Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, baru saja menerima suntikan vaksin Nusantara. Moeldoko mendapatkan vaksin yang langsung disuntikkan oleh Terawan Agus Putranto, mantan Menteri Kesehatan.
"Hari ini, saya menerima suntikan vaksin Nusantara untuk mencegah penularan COVID-19 dari Letjend (Purn) Terawan Agus Putranto di RSPAD Gatot Soebroto," kata Moeldoko seperti dikutip dari akun Instagram miliknya, Jumat 30 Juli 2021.
Moeldoko pun menjelaskan, vaksin ini menggunakan metode dendritik. Terlihat lengan tangan Moeldoko yang disuntikkan vaksin. Dan Moeldoko menyebut, vaksin ini adalah inovasi dari anak bangsa yang patutnya didukung.
Baca Juga:Â Mau Ikut Upacara HUT RI ke-76 di Istana? Begini Cara Daftarnya
"Vaksin ini memakai metode dendritik. Bahan dasarnya berasal dari sel darah saya sendiri. Setelah sel itu melalui proses di laboratorium, sel darah tersebut kembali dimasukkan ke dalam tubuh saya," kata Moeldoko.
"Biar lah saya ikut mencoba dulu sebagai dukungan pada kerja keras anak bangsa. Semoga dukungan saya ini tidak diasumsikan macam-macam," sambung mantan Panglima TNI tersebut.
Sebelumnya diberitakan, dr Terawan mengakui jika vaksin buatannya dan tim yakni vaksin nusantara tengah menjadi buah bibir masyarakat dunia. Hal ini disampaikan Terawan dalam webinar yang diadakan RSPAD di akun youtube resminya.
Kata Terawan, vaksin Nusantara terakhir dibahas di New York. Saat ini, lanjut dia sudah terbit jurnal vaksin yang isinya dendritik sel vaccine immunoterapy atau vaksin nusantara yang bisa hentikan pandemi COVID-19.
"The begining the end cancer and COVID-19, Artinya apa? dunia sepakat punya hipotesis bahwa yang akan menyelesaikan hal ini, COVID-19 adalah dendritik sel vaccine immunoterapy atau vaksin nusantara," ujar Terawan dalam webinar tersebut yang dikutip VIVA, Senin 19 Juli 2021.
Terawan menambahkan, vaksin cipataannya itu sangat mudah hanya mengubah antigennya menjadi antigen artificial atau antigen rekombinan COVID-19 sarscov2.
"Artinya apa? artinya kita bisa menyesuaikan kapan saja mau mutasi kaya apa bisa kita sesuaikan. Dampaknya apa? ketahanan, kesehatan nasional menghadapi pandemi ini bisa kita atasi dengan membuat imunitas yang baik untuk setiap warga negara," kata dia.
Mantan Kepala RSPAD ini juga menambahkan, vaksin nusantara bisa saja diproduksi massal dan sama sekali tidak membutuhkan banyak alat.
"Urusan massal itu simpel sekali. itu urusan inovasi yang gampang sekali kita buat. sangat simpel buatnya. penyimpanannya juga tidak membutuhkan inkubator khusus. Secara teknis sangat simpel buatnya. Yang penting sekarang ini adalah kita mempublish, mempublikasikan sebagai evidence, itu kuncinya," kata dia.
"Jadi bayangkan kita sudah punya teknologinya kita tinggal kembangkan dan kita akan menjadi negara pertama yang mengembangkan dendritik sel vaccine immunoterapy yang dunia juga sudah menyetujui menghipotesiskan untuk menjadi the begining of the end, mulai mengakhiri COVID-19," kata dia.