Tega, Tabung Pemadam Api Dipakai Buat Oksigen dan Dijual Rp3 Juta

Brigjen Helmy Santika
Sumber :
  • VIVA / Ahmad Farhan

VIVA – Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Helmy Santika mengatakan enam orang tersangka pembuat tabung oksigen menggunakan tabung pemadam api ringan (apar) menjual dengan harga yang cukup mahal.

Mantan Penyidik KPK Sebut Kortas Tipidkor Dibentuk sebagai Komitmen Polri Berantas Korupsi

Menurut dia, pelaku mengeluarkan modal untuk membeli tabung apar Rp700 ribu sampai Rp900 ribu. Namun, dijualnya dengan harga variatif oleh pelaku. “Untuk tabung apar ini variatif antara Rp2 juta atau Rp3 juta,” kata Helmy di Gedung Bareskrim pada Rabu, 28 Juli 2021.

Sejauh ini, kata dia, pelaku sudah menjual tabung oksigen yang dibuat dari tabung apar sebanyak 190 buah. Kini, Helmy mengatakan pihaknya masih melacak para pembeli dari tabung tersebut.

Polri Berhasil Ringkus Pengendali Pabrik Narkoba di Bali

“Takutnya dibeli masyarakat yang tidak tahu sebetilnya tabung apar yang digunakan,” jelas dia.

Karena, kata Helmy, tabung apar ini sangat berbahaya apabila digunakan untuk keperluan medis berkaitan dengan oksigen. Apalagi, kalau sampai pembersihan tabungnya tidak bersih.

Polres Tangerang Minta Masyarakat Lapor Bila ingin Gelar Pesta Kembang Api Tahun Baru 2025

“Sebenarnya ini berbahaya, karena tabung apar itu enggak didesain untuk oksigen. Kita tidak tahu bagaimana tank cleaningnya, didalamnya gas CO2. Kalau misalkan diisi gas oksigen, kalau pembersihannya tidak bagus tentu membahayakan orang,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Jajaran Bareskrim Polri mengusut 33 kasus terkait dugaan penimbunan obat terapi COVID-19, pemalsuan tabung oksigen dan penjualan obat COVID-19 diatas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah. Dari kasus yang ditangani, ada 37 orang ditetapkan sebagai tersangka.

“Polri menangani 33 kasus di seluruh Indonesia, ada 37 orang tersangka berkaitan dengan penimbunan obat, oksigen dan menjual obat-obatan di luar dari ketentuan harga eceran tertinggi. Tentunya, ini merupakan suatu tindak pidana,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono di Mabes Polri pada Rabu, 28 Juli 2021.

Roman Nazarenko, DPO kasus narkotika di Bali tiba di Bandara Soetta usai kabur ke Thailand.

Usai Ditangkap di Thailand, Buron Bandar Narkotika Asal Ukraina Tiba di Bandara Soetta

Pria tersebut merupakan pelaku utama dalam kasus narkotika yang berhasil dibongkar di Bali.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024