Pengertian Interaksi Sosial, Syarat, Ciri-ciri, dan Bentuknya
- U-Report
VIVA – Pengertian interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu, individu dan kelompok, atau kelompok dan kelompok. Interaksi sosial bisa terjadi di mana saja, termasuk lingkungan sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari.Â
Sebagai seorang manusia, kita tidak akan pernah lepas dari yang namanya interkasi sosial. Interaksi sosial dapat dikatakan sebagai hubungan sosial yang saling memengaruhi satu sama lain. Sebagai manusia, kita pasti memerlukan interaksi sosial dan interaksi sosial akan berlangsung selama kita hidup.
Nah, berikut ini akan dijelaskan mengenai interaksi sosial secara lengkap menurut para ahli yang dikutip dari eprints.ums.ac.id.
Lalu, apa pengertian interaksi sosial?
Interaksi sosial menurut para ahli
Walgito (2007) berpendapat bahwa interaksi sosial adalah hubungan antara satu orang dengan orang lain, seseorang dapat memengaruhi orang lain, dan sebaliknya, sehingga terjadi hubungan timbal balik. Hubungan ini bisa terjadi antar individu, antara individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok.
Basrowi (20015) berpendapat bahwa interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang menggabungkan orang dan orang, kelompok dan kelompok, dan orang dengan kelompok secara bersama-sama. Tidak hanya bentuk kerja sama, tetapi juga tindakan, persaingan, dan perselisihan.
Partowisastro (2003) Interaksi sosial adalah sejenis hubungan sosial, dan fungsinya untuk menjalin berbagai jenis hubungan sosial yang dinamis, baik itu hubungan antara individu, kelompok dan kelompok, atau antara individu dan kelompok.
Soekanto (2002) berpendapat bahwa interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis, meliputi hubungan antar individu, antar kelompok manusia, dan antara individu dengan kelompok manusia.
Sarwono dan Meinarno (2009) Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik yang saling memengaruhi, yang saling memengaruhi antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok lainnya.
Syarat Interaksi Sosial
Interaksi sosial tidak dapat terjadi apabila tidak memenuhi syarat-syarat berikut ini:
1. Kontak sosial
Kontak sosial merupakan sebuah cara yang dapat dilakukan dalam proses interaksi sosial. Kontak memiliki arti sama-sama menyentuh, tapi dalam sebuah interaksi sosial, kontak tidak selalu terjadi interaksi maupun hubungan fisik. Sebab, seseorang dapat berbicara melalui ponsel atau surat.
Kontak sosial dapat berbentuk positif atau negative. Kontak sosial positif seperti kerja sama dan kontak sosial negatif mengarah pada pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menimbulkan kontak sosial.
2. Komunikasi
Komunikasi menjadi syarat kedua dalam sebuah proses interaksi sosial. Sebab, dengan adanya komunikasi, pesan yang ingin disampaikan jadi tersampaikan. Secara etimologi, komunikasi merupakan sebuah kegiatan saling menafsirkan perilaku atau gerakan fisik pembicara dan perasaan-perasaan yang tersampaikan.
Ciri-ciri kontak sosial
- Ada lebih dari satu orang yang bertanggung jawab dalam interaksi sosial, karena interaksi sosial membutuhkan aksi dan reaksi.
- Dalam interaksi sosial juga terdapat dimensi waktu yaitu masa lalu, masa kini dan masa depan. Ini akan menentukan konteks waktu untuk menentukan batas interaksi.
- Adanya sebuah komunikasi menggunakan kontak sosial tertentu. Symbol yang paling umum dalam berkomunikasi adalah bahasa. Agar proses interaksi sosial berjalan dengan lancer, kita harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
- Adanya tujuan yang ingin dicapai. Tujuan ini dapat menentukan apakah interaksi tersebut akan mengarah pada kerja sama atau konflik.
Bentuk-bentuk interaksi sosial
- Kerja sama merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan secara bersama untuk mencapai suatu tujuan, yang mengandung unsur gotong royong.
- Persaingan adalah tindakan yang dilakukan seseorang untuk meniru atau mengungguli perilaku yang dilakukan atau dimiliki oleh orang lain.
- Konflik adalah ketegangan antara dua orang atau lebih karena cara pemecahan masalah yang berbeda.
- Akomodasi adalah upaya seseorang untuk mengurangi ketegangan, ketidaksepakatan, dan kompromi untuk meredakan konflik guna mencapai kesepakatan dengan pihak lain yang terlibat.