Kewalahannya Pembuat Peti Mati di Indonesia Kala Pandemi COVID-19
- abc
Namun, 24 jam setelah dirawat, ia meninggal dunia.
Keluarga Evi kesulitan menemukan tempat kremasi untuk ayahnya.
"Jadi waktu itu kami pikir, oke kami cari saja krematorium yang paling dekat dengan rumah sakit, dan nanti kami akan membawa pulang abunya ke Bandung," ujar Evi.
Namun ketiga fasilitas di Jakarta yang menerima jenazah COVID-19 sudah penuh, kata Evi.
Evi sebenarnya punya pilihan untuk mengkremasi ayahnya tiga hari setelah meninggal dunia.
Tapi keluarganya ingin melepas mendiang lebih awal.
Akhirnya, mereka harus kembali ke Bandung untuk menemukan krematorium yang tersedia.
Ania Desliana, presiden Oasis Lestari Crematorium di Jakarta mengatakan jumlah kremasi naik dua kali lipat dibandingkan sebelum pandemi, yaitu sebanyak 183 per bulan.