Kewalahannya Pembuat Peti Mati di Indonesia Kala Pandemi COVID-19
- abc
Ia mengatakan tempatnya bekerja sempat tidak memenuhi target pembuatan peti karena bahan bakunya datang terlambat, atau tidak datang sama sekali.
"Kami pernah empat hari enggak bisa produksi karena enggak ada bahan baku."
Perasaan Ari campur aduk melihat bertambahnya jumlah permintaan ini.
"Di satu sisi saya ya ibaratnya senang karena permintaan banyak, tapi sebagai manusia saya sedih juga, ini yang meninggal banyak sekali," ujarnya.
Krematorium kewalahan
Seperti pembuat peti dan petugas pemakaman jenazah, krematorium di Jakarta juga sama-sama kewalahan.
Evi Mariani, wartawan Project Multatuli di Jakarta, kehilangan ayahnya yang meninggal karena COVID-19 bulan lalu.
Karena rumah sakit penuh, ayahnya terpaksa dirawat di rumah sakit yang berjarak 150 kilometer dari rumahnya di Bandung, Jawa Barat.